- 1. Niacinamide dan Asam Askorbat (Vitamin C)
- 2. Retinol dan Asam Hidroksi (AHA/BHA)
- 3. Retinol dan Vitamin C
- 4. Benzoil Peroksida dan Retinol
- 5. Asam Salisilat dan Asam Glikolat
- 6. Vitamin C dan Benzoil Peroksida
- 7. Benzoil Peroksida dan Hidrokuinon
- 8. Vitamin C dan AHA/BHA
- 9. Retinol dan Asam Salisilat
- 10. Pembersih Wajah dan Vitamin C
- 11. Niacinamide dan AHA
- 12. Dua Produk yang Berbeda dengan Zat Aktif yang Sama
- 13. Retinol dan Asam Glikolat
- 14. Produk Skincare Berbasis Air dan Minyak
- 15. Vitamin C dan Asam Glikolat
- 16. Vitamin C dan Peptide
- 17. SPF dan Retinol
Penggunaan skincare setiap harinya dibutuhkan untuk memiliki wajah yang sehat dan mulus. Namun jika tidak dilakukan dengan tepat, kulit wajah akan rusak akibat kesalahan penggunaan skincare.
Ada beberapa kandungan dalam skincare yang sebenarnya tidak boleh digunakan secara bersamaan. Oleh karena itu, yuk simak artikel ini untuk mengetahui kandungan apa saja yang tidak boleh digunakan secara bersamaan untuk menghindari risiko merusak kesehatan kulit.
Kandungan Skincare yang Tak Boleh Dipakai Bersamaan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini kumpulan kandungan skincare yang tidak bisa digunakan bersamaan karena dapat merusak kulit wajah.
1. Niacinamide dan Asam Askorbat (Vitamin C)
Banyak yang mempercayai bahwa penggunaan niacinamide dan asam askorbat bersama-sama dapat mengurangi manfaat pencerahan kulit dari vitamin C. Niacinamide sendiri bermanfaat untuk memperkuat penghalang kulit dan mengurangi kemerahan.
Untuk menghindari potensi interaksi, disarankan untuk menggunakan niacinamide pada waktu yang berbeda dengan asam askorbat. Misalnya, gunakan asam askorbat di pagi hari dan niacinamide di malam hari.
2. Retinol dan Asam Hidroksi (AHA/BHA)
Kombinasi ini dapat menyebabkan iritasi kulit karena keduanya memiliki sifat eksfoliasi yang kuat. Retinol mempercepat pergantian sel, sementara AHA dan BHA mengangkat sel-sel kulit mati dari permukaan kulit dan pori-pori. Penggunaan bersama-sama dapat meningkatkan risiko iritasi, kemerahan, dan pengelupasan kulit.
Untuk mendapatkan manfaat dari kedua bahan ini tanpa risiko iritasi yang tinggi, disarankan untuk menggunakan AHA atau BHA di pagi hari dan retinol di malam hari.
3. Retinol dan Vitamin C
Retinol merupakan turunan dari vitamin A dan dikenal dengan kemampuannya untuk mengatasi tanda-tanda penuaan. Sedangkan vitamin C merupakan sebuah antioksidan kuat yang membantu mencerahkan dan meratakan warna kulit, keduanya sangat populer dalam perawatan kulit. Namun, menggunakan keduanya secara bersamaan dapat menyebabkan iritasi kulit.
Perbedaan pH yang signifikan antara retinol dan vitamin C bisa mengurangi efektivitas keduanya. Solusi terbaiknya adalah menggunakan vitamin C di pagi hari untuk melindungi kulit dari kerusakan antioksidatif, sementara retinol digunakan di malam hari untuk mendukung regenerasi kulit.
4. Benzoil Peroksida dan Retinol
Benzoil peroksida dan retinol adalah dua bahan aktif dalam skincare yang sebaiknya tidak digunakan bersamaan. Benzoil peroksida biasanya digunakan untuk mengobati jerawat dengan cara membunuh bakteri penyebab jerawat dan mengurangi peradangan. Sementara itu, retinol sering digunakan untuk mengatasi tanda-tanda penuaan dan jerawat.
Penggunaan kedua bahan ini secara bersamaan dapat menurunkan efektivitas retinol dan meningkatkan risiko iritasi pada kulit. Solusi terbaiknya adalah menggunakan benzoil peroksida di pagi hari dan retinol di malam hari untuk menghindari interaksi yang merugikan.
5. Asam Salisilat dan Asam Glikolat
Asam salisilat yang merupakan BHA (Beta Hydroxy Acid), efektif untuk eksfoliasi dalam, mengurangi produksi minyak, dan mengatasi jerawat. Sementara itu, asam glikolat yakni AHA (Alpha Hydroxy Acid) yang bekerja untuk mengelupas kulit permukaan dan merangsang regenerasi sel.
Namun, menggunakan kedua kandungan ini bersamaan dapat terlalu keras bagi kulit, menyebabkan iritasi dan kemerahan. Untuk menghindari ini, disarankan untuk menggunakan satu produk di pagi hari dan yang lainnya di malam hari, atau menggunakan mereka pada hari yang berbeda.
6. Vitamin C dan Benzoil Peroksida
Benzoil peroksida dan vitamin C tidak sebaiknya digunakan bersamaan karena benzoil peroksida dapat mengoksidasi vitamin C, mengurangi manfaatnya untuk perawatan kulit. Sebaliknya, benzoil peroksida juga bisa kehilangan efektivitasnya. Solusi terbaik adalah menggunakan kedua bahan ini pada waktu yang berbeda.
7. Benzoil Peroksida dan Hidrokuinon
Hidrokuinon digunakan untuk mencerahkan kulit dan mengatasi hiperpigmentasi, sementara benzoil peroksida bertujuan untuk mengobati jerawat. Menggunakan kedua bahan ini bersamaan dapat mengakibatkan risiko serius seperti munculnya noda pada kulit, kemerahan, dan iritasi parah. Oleh karena itu, sebaiknya tidak mencampurkan keduanya dalam satu produk skincare untuk menghindari efek negatif tersebut.
8. Vitamin C dan AHA/BHA
Vitamin C dan AHA/BHA sebaiknya tidak digunakan bersamaan dalam skincare karena kombinasi ini dapat mengurangi efektivitas keduanya. Vitamin C memiliki pH rendah yang dapat terganggu jika dicampur dengan AHA/BHA, mengakibatkan penurunan efek positif yang diharapkan dari kedua bahan tersebut terhadap kulit.
9. Retinol dan Asam Salisilat
Pada umumnya, kombinasi retinol dan asam salisilat mirip dengan campuran produk perawatan kulit lainnya, yang cenderung mengurangi efektivitasnya. Selain itu, sebaiknya hindari mencampur retinol dengan asam salisilat karena keduanya dapat menyebabkan kulit menjadi kering. Hal ini dapat meningkatkan produksi minyak kulit dan membuat kulit wajah lebih rentan terhadap jerawat.
10. Pembersih Wajah dan Vitamin C
Biasanya, produk perawatan kulit yang mengandung vitamin C digunakan di pagi hari untuk melindungi kulit dari sinar matahari dan mengurangi tanda-tanda penuaan. Vitamin ini memberikan hasil terbaik saat digunakan dengan produk yang memiliki pH rendah.
Namun, hindari mencampurkan vitamin C dengan pembersih wajah berpH tinggi karena hal ini dapat mengurangi kemampuan kulit untuk menyerap vitamin tersebut. Akibatnya, perlindungan kulit dari radikal bebas oleh vitamin C dapat berkurang.
11. Niacinamide dan AHA
Niacinamide yang merupakan bentuk vitamin B3 yang dikenal dapat memperbaiki kulit kering atau rusak dengan meningkatkan elastisitasnya, sebaiknya tidak digunakan bersamaan dengan AHA. Hal ini karena ketika niacinamide dicampur dengan AHA, dapat terbentuk asam nikotinat yang bisa menyebabkan iritasi pada kulit. Oleh karena itu, penggunaan niacinamide lebih efektif saat kulit memiliki keseimbangan pH yang netral.
12. Dua Produk yang Berbeda dengan Zat Aktif yang Sama
Sebagian orang mungkin berpikir bahwa menggunakan dua produk skincare yang mengandung zat aktif yang sama akan memberikan hasil yang lebih baik. Namun, ini sebenarnya tidak benar. Contohnya, menggunakan dua produk jerawat yang mengandung benzoil peroksida dapat meningkatkan risiko iritasi kulit.
Hal ini dapat mengganggu barrier kulit karena dua zat aktif yang sama bekerja pada kulit secara bersamaan. Karena itu, banyak dokter kulit tidak menyarankan penggunaan dua produk dengan zat aktif yang identik secara bersamaan.
13. Retinol dan Asam Glikolat
Asam glikolat dapat mengangkat sel-sel kulit mati dari permukaan kulit. Di sisi lain, retinol efektif sebagai eksfoliator untuk mengurangi dan mencegah jerawat.
Namun, penggunaan produk skincare yang mengandung baik asam glikolat maupun retinol secara bersamaan dapat menyebabkan iritasi kulit, yang sering kali ditandai dengan kering dan merah. Untuk menghindari risiko iritasi, disarankan untuk menggunakan kedua bahan ini secara bergantian. Misalnya, gunakan asam glikolat di pagi hari dan retinol di malam hari.
14. Produk Skincare Berbasis Air dan Minyak
Ketika memilih produk perawatan kulit, perlu diingat untuk memilih antara produk berbasis air seperti toner atau moisturizer, dan produk berbasis minyak seperti face oil. Keduanya sebaiknya tidak digunakan bersamaan karena minyak dan air tidak dapat bercampur secara efektif di kulit. Molekul minyak lebih besar daripada air, sehingga kombinasi keduanya bisa meninggalkan rasa lengket yang tidak nyaman di kulit.
15. Vitamin C dan Asam Glikolat
Penting untuk tidak mengombinasikan vitamin C dan asam glikolat dalam skincare Anda karena keduanya memiliki pH asam yang bisa mengganggu keseimbangan pH alami kulit Anda. Penggunaan bersamaan dapat menyebabkan iritasi kulit, serta timbulnya gejala seperti kemerahan, gatal, kulit kering, dan ruam.
Sebaiknya, gunakan produk yang mengandung bahan-bahan ini secara bergantian pada pagi atau malam hari untuk hasil yang optimal dan mencegah kemungkinan iritasi kulit.
16. Vitamin C dan Peptide
Meskipun baik untuk mencerahkan kulit, vitamin C dan peptide sebaiknya tidak digunakan secara bersamaan dalam skincare rutin Anda karena keduanya dapat mengalami perubahan atau teroksidasi. Hal ini dapat mengurangi efektivitasnya dan tidak memberikan manfaat maksimal bagi kulit Anda. Lebih baik gunakan keduanya secara terpisah untuk hasil yang optimal.
17. SPF dan Retinol
Meskipun SPF pada sunblock penting untuk melindungi kulit dari sinar UV, penggunaan bersamaan dengan retinol dapat membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari dan menyebabkan iritasi.
Nah, itulah berbagai kandungan dalam skincare yang tidak boleh digunakan secara bersamaan karena dapat menimbulkan risiko iritasi pada kulit wajah. Semoga informasi tersebut membantu ya!
(nor/nor)