Hari pertama pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMA Negeri 4 Denpasar berjalan lancar. Ratusan siswa-siswi baru itu memadati halaman depan sekolah yang berada di Jalan Gunung Rinjani No.1, Tegal Harum, Monang-Maning, itu.
Para siswa duduk berbaris mengenakan seragam olahraga berwarna putih dan celana hitam dengan berkalung identitas diri yang beragam warnanya.
Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Denpasar I Made Sudana mengatakan pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan sesuai petunjuk teknis (juknis) yang diberikan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada intinya kan untuk MPLS itu bagaimana anak-anak bisa melebur budaya sekolahnya (SMP) masing-masing, karena mereka datang dari berbagai SMP se-Bali dan tentu punya karakter dan budaya tersendiri ya," ujar Sudana saat ditemui di SMAN 4 Denpasar, Senin (15/7/2024).
Sudana memastikan kegiatan MPLS di SMAN 4 tidak ada indikasi perpeloncoan oleh panitia OSIS maupun guru. Ia mengatakan lebih menekankan pada orientasi berbudaya, inovatif, kreatif dan aman, serta telah sesuai juknis yang diatur.
"Tidak ada, ini sudah saya tekankan pada panitia, bapak ibu guru maupun kakak (OSIS)," tegasnya.
Ia menjelaskan sejak SMAN 4 menyandang sekolah penggerak, MPLS di sekolah tersebut sudah damai dan nyaman. Artinya, sudah sesuai aturan yang ditentukan oleh dinas. Sudana menambahkan adanya improvisasi yang dilakukan jika ada hal-hal yang belum ter-cover oleh dinas.
"Itu kami tambahkan dikit-dikit seperti misalnya kami budaya untuk outbound, mengenal lingkungan sekolah kan dikaitkan dengan P5 itu proyek penguatan profil pelajar Pancasila, bukan hanya di sekolah tapi di luar kelas," beber Sudana.
Selain itu, ia menerangkan bahwa siswa yang diterima melalui jalur afirmasi ada empat orang. Keempat siswa itu dibebaskan pembayaran SPP dan kegiatan-kegiatan di luar sekolah.
"Kemudian berikut di luar SPP itu misal ada studi banding mereka harus bayar, kami hanya gratiskan seperti sumbangan sukarela," tandasnya.
(nor/gsp)