Cerita Hari Pertama MPLS SD di Denpasar, Anak Tantrum Tak Mau Dibangunkan

Cerita Hari Pertama MPLS SD di Denpasar, Anak Tantrum Tak Mau Dibangunkan

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Senin, 15 Jul 2024 10:48 WIB
MPLS di SD Negeri 1 Renon, Jalan Tukad Balian Nomor 37 Denpasar, Bali pada Senin (15/7/2024). (Ni Made Lastri Karsiani Putri-detikBali)
Foto: MPLS di SD Negeri 1 Renon, Jalan Tukad Balian Nomor 37 Denpasar, Bali pada Senin (15/7/2024). (Ni Made Lastri Karsiani Putri-detikBali)
Denpasar -

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) siswa SD di Denpasar, Bali, dimulai hari ini, Senin (15/7/2024). SD Negeri 1 Renon menjadi salah satu sekolah yang tampak sibuk sejak pukul 07.30 Wita.

Dari pantauan detikBali di lokasi, siswa dari seluruh tingkat kelas dikumpulkan di halaman sekolah. Setelah diberikan pengarahan, siswa kelas II lalu bergandengan tangan mengajak siswa kelas I menuju aula di lantai dua untuk lokasi MPLS.

Orang tua (ortu) siswa kelas I pun kemudian menunggu anak-anaknya di area halaman dan tempat parkir. Hanya satu atau dua ortu saja yang berada di dekat aula.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu ortu siswa kelas I, Tri Hajarwati menuturkan pengalamannya saat hari pertama anaknya masuk SD. Sulit bagi ibu berusia 45 tahun itu untuk membangunkan anaknya Senin pagi. Anaknya sedikit tantrum saat dibangunkan untuk bersiap ke sekolah.

"Mungkin karena sudah libur panjang lalu tiba-tiba harus bangun pagi kan agak kaget. Kalau pembelajaran sudah berjalan beberapa hari sepertinya tidak akan begitu lagi (sulit dibangunkan)," ujar Tri ditemui detikBali di SD Negeri 1 Renon, Jalan Tukad Balian Nomor 37 Denpasar, Bali, Senin.

ADVERTISEMENT

Dia menuturkan membutuhkan waktu sekitar 15-20 menit untuk membujuk anaknya agar mau bangun dan bersiap ke sekolah. Untuk persiapan anaknya bersekolah, seperti menyetrika seragam, telah ia lakukan sejak seminggu yang lalu. Tri juga mempersiapkan name tag, pita, dan bekal makanan untuk MLPS.

Meskipun telah mendapatkan kelas, pembagian tempat duduk belum dilakukan karena masih menunggu jadwal pembelajaran. "Saya tidak ada rencana mencarikan anak tempat duduk paling depan. Apalagi anak saya tinggi, palingan dapat tempat duduk di belakang. Saya tidak terlalu memusingkan soal posisi tempat duduk," aku Tri.

Ortu siswa kelas I, Ni Komang Nila Wati juga mengalami hal yang sama. Ia kesulitan membangunkan si kecil pagi-pagi karena terbiasa bangun siang saat liburan panjang.

MPLS di SD Negeri 1 Renon, Jalan Tukad Balian Nomor 37 Denpasar, Bali pada Senin (15/7/2024). (Ni Made Lastri Karsiani Putri-detikBali)Beberapa orang tua siswa kelas I saat menunggu kepulangan anak-anaknya di SD Negeri 1 Renon, Jalan Tukad Balian Nomor 37 Denpasar, Bali pada Senin (15/7/2024). (Ni Made Lastri Karsiani Putri-detikBali)

"Tadi banguninnya memang seperti biasa. Tapi, nada saya sudah mulai tinggi karena dia tidak bangun-bangun," ungkapnya sembari tertawa.

Meskipun demikian, Nila dan anaknya tetap datang tepat waktu ke sekolah. Persiapan untuk hari pertama anak masuk SD telah dilakukan sejak satu bulan lalu.

Ibu berusia 40 tahun ini berharap agar anaknya bisa duduk di kursi depan. "Ini karena anak saya sering kurang fokus lalu lebih banyak memilih main. Setidaknya kalau dapat tempat duduk di depan, anak saya bisa lebih fokus," bebernya.

Kepala SDN 1 Renon I Wayan Wawan Pranata mengatakan MPLS berlangsung selama dua minggu ke depan. Hal itu merujuk dari surat edaran Kemendikbudristek RI soal alokasi waktu MPLS dan topik besar MPLS.

Adapun topik tersebut yakni pengenalan peserta didik dan orang tua terhadap lingkungan belajar yang digelar secara satu minggu. Kemudian di minggu selanjutnya dilanjutkan dengan topik pengenalan sekolah terhadap calon peserta didik baru.

"Salah satu contohnya di hari ini siswa dijadwalkan berkenalan dengan kakak kelas dua. Tadi secara simbolis siswa kelas II menggandeng dan mengantar siswa kelas I menuju aula. Lalu perkenalan kepala sekolah, guru dan staf," ujarnya.

MPLS minggu pertama dimulai dari pukul 07.15-08.50 Wita. Sementara di minggu kedua akan berlangsung hingga pukul 10.00 Wita. Adapun jumlah siswa kelas I di tahun ajaran baru ini sebanyak 94 siswa yang dibagi menjadi tiga kelas.

"Prinsip MLPS adalah transisi PAUD ke SD yang menyenangkan. Jadi, kami coba mengemas kegiatan di dua minggu ini agar anak-anak dari PAUD ke SD ini istilahnya tidak syok. Jadi, mereka bisa beradaptasi sehingga di minggu ketiga bisa mulai belajar," jelas Wawan.

Dia berharap melalui MPLS siswa baru dapat beradaptasi sehingga memunculkan rasa senang dan antusias untuk bersekolah. Menurutnya, jika pondasi tersebut telah terbentuk maka diperkirakan proses pembelajaran akan berjalan sesuai dengan harapan.

Sementara terkait pembagian tempat duduk siswa, Wawan menyebut hal itu akan dilakukan pada minggu kedua. Nantinya pembagian tersebut akan bersifat situasional.

"Kami juga melihat karakteristik murid. Seperti anak dengan pengelihatan kurang bagus dan orang tua meminta anaknya duduk di depan, itu kami tetap mengakomodasi. Jadi, tidak ada rumus baku siapa yang duluan datang bisa duduk di depan atau nomor absen. Situasional nanti untuk mengaturnya," beber Wawan.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads