'Pengkhianatan' di Balik Tamatnya Duet Tamba-Ipat di Pilbup Jembrana 2024

Round Up

'Pengkhianatan' di Balik Tamatnya Duet Tamba-Ipat di Pilbup Jembrana 2024

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Kamis, 11 Jul 2024 07:35 WIB
Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, menunjukkan Rekap Dukungan Paket Tamba-Ipat di ruang pertemuan kediamannya, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Rabu (10/7/2024). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Foto: Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, menunjukkan Rekap Dukungan Paket Tamba-Ipat, Rabu (10/7/2024). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Jembrana -

Duet I Nengah Tamba-I Gede Ngurah Patriana Krisna (Tamba-Ipat) jilid II di Pemilihan Bupati (Pilbup) Jembrana 2024 dipastikan tamat. Tamba menuding ada pengkhianatan di balik berakhirnya duet pasangan petahana tersebut.

Sebelumnya, Ipat telah menyatakan tak berpasangan lagi dengan I Nengah Tamba di Pilbup Jembrana 2024. Ipat lebih memilih maju bersama kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), I Made Kembang Hartawan. Diketahui, Kembang merupakan mantan Wakil Bupati Jembrana. Pada Pilbup 2020, Kembang sebagai Cabup Jembrana berpasangan dengan I Ketut Sugiasa kalah melawan Tamba-Ipat.

Tamba pun buka suara perihal Ipat yang memutuskan untuk berpisah dan bergabung dengan Kembang yang diusung PDIP. Ia menilai sikap Ipat dianggap mencederai kesepakatan yang telah ditandatangani sebelumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau minta pendapat saya, ya biasa-biasa saja. Kami sudah berpolitik selama 25 tahun, dan memang paham dengan situasi ini, kalau tidak hangat ya tidak politik," ungkap Bupati Jembrana itu di kediamannya di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Rabu (10/7/2024).

Sebab, kedua politikus itu sudah sepakat untuk maju kembali di periode kedua sebagai Bupati dan Wakil Bupati Jembrana. Malah, Tamba menuturkan telah bertemu dengan masyarakat terkait paket Tamba-Ipat dua periode ini.

ADVERTISEMENT

"Kami sudah mendapat dukungan dari masyarakat, paket Tamba-Ipat ke depan menjadi dua periode, ada 40 dukungan tertulis kepada kami," kata Tamba.

Tamba Merasa Dikhianati


I Nengah Tambah menyayangkan sikap Ipat yang dinilai mengkhianati kesepakatan kerja sama politik untuk melanjutkan periode kedua sebagai bupati dan wakil bupati Jembrana.

"Saya masih menyayangkan kenapa kami dikhianati, saya belum bertemu beliau (Ipat) untuk konfirmasi terkait video tersebut. Kami menunggu hasil koordinasi koalisi lima partai. Sampai hari ini partai koalisi tetap kompak. Saya berharap koalisi tetap bertahan sampai hari pendaftaran nantinya," tegas Tamba.

Padahal, program Tamba-Ipat di pemerintahan sekarang telah tereksekusi semua, termasuk 13 program unggulan dan visi misinya. Hanya satu program yang belum terealisasi, yakni program uang saku anak sekolah, hal tersebut masih terbentur karena aturan.

Tamba melihat beberapa peristiwa mulai berdatangan termasuk pembebasan mantan Bupati Jembrana dua periode, I Gede Winasa yang juga ayah dari Ipat. Winasa mendapatkan kesan dibantu lawan politik. Meski begitu, Tamba senang Winasa keluar dari penjara.

"Kemudian, muncul video yang kami dapatkan di media sosial terkait pernyataan bapak Winasa. Saya merasa Ipat masih bersama saya meski ada pernyataan Winasa yang mengkritik pemerintahan sekarang. Kami sudah rapat partai koalisi dan Ipat hadir. Kami menyatakan bahwa akan tetap bersama. Ipat juga menjawab tetap bersama Bapak Bupati," papar Tamba.

"Tetapi kemudian muncul di media sosial bahwa Pak Ipat berfoto di DPP Partai PKB. Yang paling mengejutkan adalah saat beredarnya video pernyataan Ipat yang menyatakan keluar dari paket Tamba-Ipat," sambungnya.

"Saya mau bilang apa, ini hak beliau. Saya memberikan doa dan selamat. Saya juga belum menanyakan kepada Pak Ipat terkait video yang beredar ini," imbuhnya.

Tamba juga menegaskan permasalahan indikasi hengkangnya Ipat tidak ada hubungannya dengan pemerintahan di Jembrana. "Kami punya tupoksi masing-masing sesuai amanat undang-undang. Jadi itu kami jalankan, dan dari dahulu sudah seperti itu. Tetap berjalan sesuai aturan," jelas Tamba.

Golkar Akan Beri Sanksi

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Bali I Nyoman Sugawa Korry mengatakan akan merumuskan sanksi organisasi kepada Ipat sesuai aturan partai. Korry masih menunggu laporan resmi dari Golkar Jembrana.

Ia mengaku kecewa dengan sikap Ipat yang memilih berpasangan dengan kader PDIP I Made Kembang Hartawan di Pilbup Jembrana. Ia mempertanyakan etika politik Ipat sebagai kader Golkar.

"Tetapi tiba-tiba saja Ipat rilis video di berbagai media, bahkan dia berpaket sebagai wakil bupati dengan calon bupati di luar KIM (Koalisi Indonesia Maju). Secara logika di mana etikanya," ucap Korry kepada detikBali, Rabu (10/7/2024).

Padahal, kata Korry, Ipat saat ini sedang berproses survei tahap kedua di KIM untuk Golkar. Ia tidak takut ditinggal kadernya, namun Korry kecewa selama ini Ipat menjabat sebagai wakil bupati diperlakukan secara terhormat dan bermartabat oleh Golkar dan didukung tanpa mahar.

Semua kader Golkar, lanjutnya, mendukung dan berjuang untuk memenangkan paket Tamba-Ipat dengan ikhlas dan bergotong-royong.

"Kok bisa-bisanya dia bilang ke publik sudah didukung Golkar pindah pasangan," ucap Wakil Ketua DPRD Bali itu geram.

Winasa Yakin Kembang-Ipat Berjalan Mulus

Wacana pasangan Kembang-Ipat diyakini berjalan mulus. Pasangan Kembang-Ipat mendapatkan restu dari ayah Ipat, I Gede Winasa.

"Pasangan Bang Ipat (Kembang-Ipat) sudah pasti maju dalam Pemilihan Bupati (Pilbup) Jembrana 2024," ungkap Winasa saat melapor pembebasan bersyarat ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Jembrana, Senin (8/7/2024).

Mantan Bupati Jembrana dua periode itu menjelaskan 'Bang Ipat' adalah akronim dari paket pasangan Kembang-Ipat yang akan bertarung Pilbup Jembrana 2024. Meskipun Ipat saat ini menjadi kandidat dari Partai Golkar dan koalisi lima partai, dukungan terhadap pasangan Kembang-Ipat tetap kuat.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads