Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, buka suara terkait isu wakilnya, I Gede Ngurah Patriana Krisna (Ipat), yang akan maju bersama kader PDIP, I Made Kembang Hartawan, untuk Pemilihan Bupati (Pilbup) 2024. Ipat telah menyatakan keluar dari paket Tamba-Ipat.
Tamba menyatakan langkah Ipat wajar dalam politik. Namun, Tamba menyesalkan sikap Ipat yang dianggap mencederai kesepakatan yang telah ditandatangani sebelumnya.
"Kalau minta pendapat saya, ya biasa-biasa saja. Kami sudah berpolitik selama 25 tahun, dan memang paham dengan situasi ini, kalau tidak hangat ya tidak politik," ungkap Tamba kepada awak media di kediamannya di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Rabu (10/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tamba menjelaskan telah bertemu dengan masyarakat dan yakin paket Tamba-Ipat akan berjalan mulus dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Namun, Ipat memilih berdampingan dengan pasangan dari partai lain.
"Kami sudah mendapat dukungan dari masyarakat, paket Tamba-Ipat ke depan menjadi dua periode, ada 40 dukungan tertulis kepada kami," kata Tamba.
Tamba dan Ipat sebelumnya menandatangani kesepakatan bermaterai di Pura Pecangakan saat purnama. Mereka sepakat akan menjadi pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati dalam Pilkada 2024.
"Saya sebagai orang hukum percaya itu (kesepakatan tertulis bermaterai) sehingga saya percaya itu. Dengan kesepakatan tertulis itu, saya dan Ipat meng-update kegiatan berdua, mengisyaratkan kepada masyarakat bahwa kami masih bersama," papar Tamba.
Tamba menjelaskan peristiwa demi peristiwa mulai berdatangan, termasuk pembebasan mantan Bupati Jembrana dua periode, I Gede Winasa, yang juga ayah Ipat. Winasa mendapat kesan dibantu lawan politik. Meski demikian, Tamba senang Winasa keluar dari penjara.
"Kemudian, muncul video yang kami dapatkan di media sosial terkait pernyataan bapak Winasa. Saya merasa Ipat masih bersama saya meski ada pernyataan Winasa yang mengkritik pemerintahan sekarang. Kami sudah rapat partai koalisi dan Ipat hadir. Kami menyatakan bahwa akan tetap bersama. Ipat juga menjawab tetap bersama Bapak Bupati," papar Tamba.
"Tetapi kemudian muncul di media sosial bahwa Pak Ipat berfoto di DPP Partai PKB. Yang paling mengejutkan adalah saat beredarnya video pernyataan Ipat yang menyatakan keluar dari paket Tamba-Ipat," ujar Tamba.
"Saya mau bilang apa, ini hak beliau. Saya memberikan doa dan selamat. Saya juga belum menanyakan kepada Pak Ipat terkait video yang beredar ini," imbuhnya.
Menurut Tamba, program Tamba-Ipat dalam pemerintahan sekarang sudah tereksekusi semua, termasuk 13 program unggulan serta visi misi. Namun, ada satu program, yaitu program uang saku anak sekolah yang belum terlaksana karena terbentur aturan.
"Saya masih menyayangkan kenapa kami dikhianati, saya belum bertemu beliau (Ipat) untuk konfirmasi terkait video tersebut. Kami menunggu hasil koordinasi koalisi lima partai. Sampai hari ini partai koalisi tetap kompak. Saya berharap koalisi tetap bertahan sampai hari pendaftaran nantinya," tegas Tamba.
Tamba juga menegaskan permasalahan indikasi hengkangnya Ipat tidak ada hubungannya dengan pemerintahan di Jembrana. "Kami punya tupoksi masing-masing sesuai amanat undang-undang. Jadi itu kami jalankan, dan dari dahulu sudah seperti itu. Tetap berjalan sesuai aturan," jelas Tamba.
(iws/dpw)