Didemo Pekerja Bandara Ngurah Rai, APS Janji Prioritaskan Kesejahteraan

Didemo Pekerja Bandara Ngurah Rai, APS Janji Prioritaskan Kesejahteraan

Tim detikBali - detikBali
Jumat, 05 Jul 2024 14:20 WIB
Pekerja PT Angkasa Pura Supports cabang Denpasar unjuk rasa di depan kantor di Kelurahan Tuban, Kuta, Badung, Kamis (4/7/2024).
Pekerja PT Angkasa Pura Supports cabang Denpasar unjuk rasa di depan kantor di Kelurahan Tuban, Kuta, Badung, Kamis (4/7/2024). (Agus Eka/detikBali)
Denpasar -

Plt Direktur Utama Angkasa Pura Support (APS), Bambang Arsanto, berjanji bakal memprioritaskan kesejahteraan pekerja. Hal itu setelah ratusan karyawan APS yang sehari-hari bekerja di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, menolak rencana perubahan status karyawan dari permanen menjadi karyawan kontrak.

"Perusahaan berkomitmen penghasilan yang diterima karyawan akan tetap sama dan seluruh karyawan akan bekerja seperti sebelumnya," kata Bambang melalui keterangan tertulis yang diterima detikBali, Jumat (5/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, ratusan karyawan APS melakukan aksi demonstrasi di kantor APS Cabang Denpasar di Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Kamis (4/7/2024). Ratusan pekerja tersebut tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM) Regional Bali.

Para pekerja mengancam mogok kerja jika jajaran direksi APS tidak memenuhi tuntutan mereka. Setelah beberapa jam menunggu, perwakilan direksi di Bali akhirnya membuka diri untuk negosiasi.

ADVERTISEMENT

"Jadi kami menunggu setelah ini (negosiasi). Kami melihat selama tiga hari ke depan, jika (tuntutan) tidak terpenuhi, kami akan melakukan hal yang sama (unjuk rasa) Senin nanti. Sekaligus kami akan meminta perlindungan ke gubernur dan DPRD," kata Sekretaris FSPM Regional Bali Ida I Dewa Made Rai Budi Darsana.

Dewa Rai menyatakan dukungan terhadap upaya merger perusahaan karena dianggap baik terhadap nasib pekerjanya dan pertumbuhan perusahaan. Namun, dia melanjutkan, para pekerja menyayangkan ada perubahan status karyawan itu.

"Status PKWT itu merugikan pekerja. Masa depan teman-teman kami nanti menjadi tidak jelas. Sangat merugikan pada dasarnya," kata Dewa Rai.

"Kami tidak ada bicara soal kompensasi di dalam. Hanya meminta agar status PKWTT ini tetap. Tidak ada perubahan (akibat merger)," sambung Dewa Rai.

Menurutnya, lebih dari 428 orang bekerja sebagai sekuriti dan ribuan orang lainnya bekerja di beberapa bidang di bandara. Kebijakan mengubah status karyawan itu, dia melanjutkan, akan berdampak terhadap 1.200-an pekerja bandara lainnya.

"Ini jelas tidak adil, tidak masuk akal. Mengapa demikian? Kawan-kawan kami ini kan sudah bekerja puluhan tahun. Mereka memberikan loyalitas, pengabdian ke perusahaan. Hanya karena alasan merger jadi berubah statusnya," tandas Dewa Rai.




(iws/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads