Bullying merupakan tindakan penindasan tercela yang berdampak besar kepada psikis korban. Ada berbagai jenis bullying yang sering ditemukan di lingkungan sekitar, salah satunya adalah bullying verbal.
Bullying tidak hanya dengan menyakiti fisik seseorang, melainkan juga dengan menggunakan lisan. Dengan lisan, seseorang dapat membuat sang korban mengalami luka batin dan kerusakan pada kesehatan mental.
Dalam sebuah dunia yang semakin terhubung melalui teknologi, intensitas bullying verbal ini semakin meningkat. Oleh karena itu, Anda harus mengetahui apa sebenarnya bullying verbal serta dampak dan cara mengatasinya agar Anda terhindar dari kasus bullying ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini pengertian bullying verbal beserta dampak dan cara mengatasinya.
Pengertian Bullying Verbal
Bullying verbal merupakan bentuk perilaku yang menggunakan kata-kata untuk menyakiti, merendahkan, atau mengintimidasi seseorang. Contoh-contoh perilaku ini meliputi mengolok-olok, mengejek, mengancam, menuduh, memfitnah, mempermalukan di depan umum, menyebarkan rumor, berkata kasar, serta berkomentar negatif tentang penampilan fisik seseorang.
Selain itu, ada juga tindakan pelecehan seksual verbal seperti siulan atau komentar yang tidak pantas tentang penampilan seseorang. Bullying verbal sering kali ditujukan kepada individu yang dianggap lemah atau berbeda dan sering terjadi komentar diskriminatif terhadap kaum minoritas berdasarkan suku, ras, agama, atau gender. Perilaku ini tidak hanya merugikan secara emosional bagi korban, tetapi juga dapat memiliki dampak jangka panjang terhadap kesejahteraan mental dan sosial mereka.
Dampak Bullying Verbal
Bullying verbal dapat memiliki dampak yang merugikan baik bagi korban maupun pelaku.
1. Dampak Pada Korban
β’ Dapat menyebabkan stres kronis
β’ Kecemasan
β’ Depresi
β’ Trauma psikologis yang mendalam
β’ Merasa rendah diri
β’ Kehilangan kepercayaan diri
β’ Mengalami rasa malu yang berkepanjangan.
Dampaknya bullying verbal ini juga bisa terlihat dalam kehidupan sehari-hari, seperti kesulitan belajar di sekolah, berinteraksi dengan orang lain, bahkan masalah kesehatan fisik karena gangguan tidur atau pola makan yang terganggu. Pikiran negatif dan perasaan putus asa juga bisa muncul, bahkan mengarah pada pemikiran atau perilaku bunuh diri.
2. Dampak Pada Pelaku
β’ Mengalami kurangnya empati dan kesadaran akan dampak buruk dari tindakan mereka
β’ Rasa bersalah atau penyesalan di kemudian hari
β’ Dapat kehilangan teman kepercayaan dan rasa hormat dari orang lain
β’ Bisa mempengaruhi kualitas hubungan sosial mereka.
Selain dampak di atas, pelaku juga akan mendapatkan konsekuensi hukum yang dapat merusak prestasi akademik, karier, dan kesejahteraan sosial mereka secara keseluruhan. Risiko terlibat dalam perilaku antisosial, kekerasan, atau kriminal juga meningkat, karena pola perilaku yang merugikan yang mungkin dipelajari atau diperkuat dari tindakan bullying tersebut.
Cara Mengatasi Bullying Verbal
Siapa saja bisa menjadi pelaku bullying verbal termasuk anak sekolah. Bullying ini biasanya diakibatkan oleh pengaruh pergaulan atau lingkungan. Oleh karena itu, terapkan langkah-langkah ini ketika melihat anak Anda mulai mengarah kepada perilaku bullying.
1. Memberi Edukasi pada Anak
Jika ada hal yang mengarah pada bullying, segera beritahu anak bahwa melakukan bullying, bahkan hanya secara lisan, tidak benar. Ajak mereka untuk memahami bahwa kata-kata kasar bisa menyakiti perasaan orang lain.
2. Menanamkan Rasa Empati
Jika diperlukan, manfaatkan sumber-sumber seperti buku atau video pendidikan untuk membantu anak memahami pentingnya empati dan dampak kata-kata yang menyakitkan pada orang lain. Sertakan langkah-langkah untuk mendukung anak dalam meminta maaf kepada orang yang terluka oleh perkataannya.
3. Menjadi Contoh bagi Anak
Orang tua adalah contoh utama bagi anak-anak mereka, jadi penting untuk menunjukkan sikap yang sopan, terutama dalam berbicara, baik kepada anak maupun orang lain.
4. Ajak Anak Berkomunikasi
Selain mengedukasi dan menjadi teladan bagi anak, orang tua dapat mengajak anak untuk berbicara sehingga mereka merasa nyaman dalam menyampaikan pikiran dan perasaan mereka yang sulit. Ini dapat mencegah mereka merasa terisolasi dan mencegah pelampiasan amarah melalui perilaku bullying verbal.
Artikel ini ditulis oleh Husna Putri Maharani peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)