Ikan mola-mola merupakan salah satu makhluk purba yang masih hidup di Indonesia, salah satunya laut Bali. Satwa laut yang juga disebut ikan matahari ini termasuk ke dalam jajaran hewan yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia.
Tidak hanya unik dari segi bentuk tubuhnya, ikan mola-mola juga memiliki fakta unik lainnya yang mungkin belum Anda ketahui. Berikut ini merupakan informasi seputar ikan mola-mola yang masih hidup di laut Bali.
Apa itu Ikan Mola-mola?
Ikan mola-mola merupakan salah satu spesies ikan purba yang masih hidup hingga saat ini. Nama "mola" berasal dari kata latin yang berarti batu giling. Pemilihan nama ini dikarenakan bentuk tubuh ikan mola-mola yang memanjang rata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Julukan lain juga diberikan untuk ikan ini. Dalam bahasa Jerman, ikan ini disebut Schwimmender Kopf, yang berarti "kepala berenang". Sementara dalam bahasa Polandia, ikan mola-mola dinamai SamogΕΓ³w, yang berarti "hanya kepala", karena tidak memiliki ekor yang jelas.
Ciri Fisik Ikan Mola-mola
Ikan mola-mola dewasa memiliki berat rata-rata 1.000 kilogram (kg) dan panjang tubuh rata-rata 2,8 meter. Spesies ikan ini berasal dari perairan tropis dan subtropis di seluruh dunia. Bentuk ikan ini tergolong unik karena tubuhnya menyerupai kepala ikan dengan ekor.
Ikan ini tidak berbahaya. Namun dalam beberapa kasus, ikan mola-mola dapat menyebabkan kapal tenggelam. Karena gerakannya lambat, ikan matahari tidak dapat menghindar dari kapal yang mendekat sehingga terjadi tabrakan.
Kulit ikan matahari tidak bersisik, melainkan licin dan memiliki lapisan mirip cangkang dengan ketebalan sekitar 7,5 sentimeter (cm). Penelitian menunjukkan kulit ikan ini tidak tembus oleh peluru.
Ikan ini memiliki bentuk bulat dan pipih dengan sirip yang runcing di bagian punggung dan perutnya. Hal itu membuat mola-mola berbeda dari jenis ikan lainnya.
Ikan ini bergerak sangat lambat, dan beberapa ahli menggolongkannya sebagai plankton karena cara berenangnya yang tidak bisa melawan arus dan cenderung terbawa arus. Spesies ini berasal dari perairan tropis dan subtropis di seluruh dunia.
Berbeda dengan ikan pada umumnya, ikan mola-mola hampir tidak memiliki sirip ekor (caudal fin). Sebagai gantinya, ikan mola-mola memiliki clavus, yaitu sambungan antara sirip atas (dorsal) dan sirip bawah (ventral). Clavus ini menggantikan posisi sirip ekor yang biasanya ada pada ikan lain. Bentuk clavus pendek, melebar, dan memanjang di bagian bawahnya. Para ahli menyebut bentuk ini dengan sebutan ossicles.
Beberapa karakter yang membedakan spesies ini dari empat anggota famili yang sama adalah jumlah ossicles dan perbedaan gurat sisi yang terlihat pada bagian posterior (sirip atas) serta di bagian akhir tubuhnya. Denticles (struktur tubuh) pada kulit berubah drastis dari kasar menjadi sangat lembut.
Habitat Ikan Mola-mola
Ubur-ubur menjadi salah satu makanan favorit ikan mola-mola. Oleh karena itu, ikan mola-mola hidup di tempat yang sebagian besar banyak terdapat ubur-ubur.
Menurut catatan para ahli Ichthyology di Australian Museum, ikan mola-mola tersebar di seluruh dunia, terutama di perairan hangat. Di Australia, mola-mola ditemukan di sekitar pesisir tengah New South Wales hingga Tasmania, dan kemudian menuju Mandurah di Australia barat.
Ikan mola-mola biasanya hidup di perairan laut dalam samudera, tetapi kadang-kadang muncul di permukaan atau perairan dangkal. Karena memiliki sirip atas yang panjang, ikan ini sering disangka hiu oleh nelayan dan pelaut saat muncul di permukaan air.
Ikan ini termasuk dalam jenis pelagis yang hidup di perairan dalam hingga maksimal 600 meter. Ikan ini merupakan spesies yang mendiami lautan tropis dan daerah beriklim sedang, yaitu di antara garis khatulistiwa dan lingkaran kutub. Mereka hidup di suhu yang lebih dari 10 derajat celcius.
Sifat lainnya adalah kebiasaannya melakukan pembersihan di permukaan air. Ini adalah cara mereka mencari makan, dengan memakan plankton sambil menghangatkan tubuh mereka dengan sinar matahari.
Para ahli mengungkapkan, cara ikan mola-mola menghangatkan dirinya sebelum masuk ke perairan dingin, yakni dengan menghangatkan tubuhnya dengan sinar matahari. Maka dari itu, tak heran apabila ikan ini juga disebut sebagai ikan matahari.
Keberadaan Ikan Mola-mola di Bali
Secara beruntung, ikan langka ini sering menampakkan dirinya di sekitar Nusa Penida atau terkadang Tepekong, Candidasa setiap Juli hingga September. Hingga saat ini, masih belum diketahui alasan kunjungan dari ikan mola-mola ini.
Hal ini justru menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Untuk menemui ikan ini, wisatawan rela datang dan menyaksikan sendiri keunikan ikan mola-mola.
Demikian informasi seputar ikan mola-mola atau ikan matahari yang kerap muncul di laut Bali. Semoga bermanfaat!
Artikel ini ditulis oleh Zheerlin Larantika Djati Kusuma, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(hsa/hsa)