Air Sumur Tercemar Lumpur, 50 KK di Manggis Karangasem Krisis Air Bersih

Air Sumur Tercemar Lumpur, 50 KK di Manggis Karangasem Krisis Air Bersih

I Wayan Selamat Juniasa - detikBali
Jumat, 14 Jun 2024 19:29 WIB
BPBD Kabupaten Karangasem ketika menyalurkan air bersih ke Desa Ulakan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem Jumat (14/6/2024). (dok. BPBD Karangasem)
Foto: BPBD Kabupaten Karangasem ketika menyalurkan air bersih ke Desa Ulakan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Jumat (14/6/2024). (Dok. BPBD Karangasem)
Karangasem -

Sebanyak 50 kepala keluarga (KK) di Desa Ulakan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, mengalami krisis air bersih setelah banjir bandang beberapa hari lalu. Sumur yang mereka gunakan selama ini airnya bercampur lumpur.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa mengatakan sudah mendistribusikan air bersih untuk puluhan keluarga di sana. Pendistribusian air tersebut dilakukan berdasarkan permintaan masyarakat yang kesulitan air untuk memasak, mandi, hingga mencuci.

"Pendistribusian air kami lakukan sejak kemarin sebanyak 5.000 liter dan hari ini kita juga melakukan pendistribusian sebanyak 5.000 liter lagi. Jadi total kami sudah distribusikan sebanyak 10 ribu liter hingga saat ini," kata Arimbawa, Jumat (14/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan selama ini masyarakat yang ada di wilayah tersebut memanfaatkan air sumur untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, semenjak hujan deras yang melanda Karangasem beberapa hari lalu, sebagian besar sumber mata air tercemar lumpur. Sehingga tidak bisa digunakan untuk sementara waktu.

"Kami sudah datangi lokasi tersebut, dan memang airnya cukup keruh. Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait lainnya seperti PMI dan Dinas Sosial untuk melakukan suplai air bersih ke wilayah tersebut selama sumber air belum bisa digunakan," urai Arimbawa.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, permintaan air bersih dari masyarakat Desa Ulakan baru pertama kali tahun ini. Itu pun karena sumber mata air tercemar, bukan karena kekeringan seperti tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, wilayah seperti Desa Seraya Timur, Ban, Tianyar, dan beberapa desa lain rutin melakukan permintaan air bersih ketika musim kering atau kemarau.

"Hingga saat ini belum ada wilayah yang melakukan permintaan air bersih karena kekeringan," ucap Arimbawa.




(hsa/iws)

Hide Ads