Istilah Asian value sedang ramai diperbincangkan oleh warganet. Istilah ini viral setelah siniar atau podcast Total Politik mengundang Pandji Pragiwaksono sebagai bintang tamu menyinggung tentang politik dinasti.
Istilah Asian value pun banyak digunakan oleh warganet di media sosial, seperti X (sebelumnya Twitter), Instagram, hingga TikTok. Bahkan, sejumlah akun X menyinggung Asian value lewat meme. Ada pula Anies Baswedan yang menyentil istilah Asian value melalui unggahannya di akun X.
Lantas, apa itu Asian value?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam siniar yang dibawakan oleh Arie Putra dan Budi Adiputra tersebut, ada momen ketika keduanya menilai bahwa dinasti politik sah-sah saja. Ungkapan Asian value tercetus seusai Arie Putra menyatakan Pandji sensitif ketika membahas tentang politik dinasti.
Menurutnya Arie, politik dinasti adalah hak warga negara. Pernyataan Arie itu sontak membuat Pandji terkejut dan tak menyangka bahwa kedua host itu sepakat dengan politik dinasti.
Apa Itu Asian Value?
Asian value sebenarnya merupakan rangkaian nilai-nilai yang diperkenalkan pada akhir abad ke-20. Asian value diperkenalkan oleh sejumlah pemimpin negara atau politik di Asia, terutama Asia Timur dan Asia Tenggara.
Dilansir dari laman resmi britannica.com, para pendukung nilai-nilai Asia sering mengatakan bahwa kecepatan perkembangan ekonomi Asia Timur setelah Perang Dunia II disebabkan oleh kesamaan budaya masyarakatnya, terutama warisan Konfusianisme. Konfusianisme merupakan sistem pemikiran yang berasal dari Tiongkok kuno. Pemikiran ini bisa digambarkan sebagai tradisi, filsafat, agama, teori, pemerintahan, atau cara hidup.
Selain itu, mereka menyatakan bahwa prinsip-prinsip politik Barat tidak sesuai dengan Asia Timur karena mereka mendorong individualisme dan legalisme yang berlebihan. Penganut nilai-nilai Asian value percaya bahwa nilai-nilai Barat dapat merusak tatanan sosial dan menghancurkan dinamisme ekonomi.
Asian values atau nilai-nilai Asia yang sering dikutip adalah disiplin, kerja keras, berhemat, prestasi akademik, keseimbangan kebutuhan individu dan masyarakat, dan penghormatan terhadap otoritas.
Dilansir dari detikEdu, Asian value juga mendapat berbagai kritik. Makalah berjudul Asian Values and Democracy in Asia yang disusun Takashi Inoguchi dan Edward Newman dari United Nations University, misalnya, menyebut Asian values selalu dibahas dalam konteks dikotomi Timur-Barat.
Dikotomi Timur-Barat ini dinilai meningkatkan kecenderungan untuk membuat orang menyimpulkan bahwa perdebatan tersebut lebih bersifat politis daripada substantif. Di dunia politik, Asian values diperdebatkan terkait komitmen terhadap keadilan dan kesetaraan global hingga hak asasi manusia (human rights).
Meme Asian Value
Warganet merespons istilah Asian value dengan beragam ekspresi, salah satunya lewat meme. Mereka menggambarkan berbagai sudut pandang dan interpretasi tentang nilai-nilai tersebut.
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan turut merespons istilah Asian value yang sedang ramai di media sosial. Melalui akun X-nya, Anies mengunggah foto saat sedang memegang segelas kopi hitam. Tampak pula beberapa lembar koran di depan meja Anies.
"Kopi tubruk adalah human right. Minum kopi tubruk pagi, siang, sore, malam adalah Asian value. Jangan tubruk yang lain..." tulis Anies dalam unggahannya itu.
Sementara itu, Pandji Pragiwaksono juga mengunggah meme dua superhero, yakni Spiderman dan Batman, lewat akun X-nya. Dalam unggahan itu, tampak Spiderman dan Batman termenung di bawah rintik hujan.
"Pantesan kejahatan di sini merajalela... kita tidak punya Asian Value," tulis Pandji dalam meme yang dia unggah itu.
Artikel ini ditulis oleh Rio Raga Sakti peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(iws/iws)