Mencuri adalah tindakan mengambil barang milik orang lain tanpa izin atau persetujuan mereka. Perilaku ini sering kali melanggar hukum dan dapat menyebabkan konsekuensi hukum serius bagi pelakunya.
Motivasi di balik tindakan mencuri dapat bervariasi, mulai dari motif finansial seperti kebutuhan akan uang atau barang-barang bernilai, hingga faktor psikologis seperti adrenalin, kebutuhan akan pengakuan, atau ketidakpuasan diri.
Selain itu, tekanan sosial dari lingkungan sekitar juga dapat mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk mencuri, terutama dalam kasus-kasus di mana tindakan kriminal tersebut dianggap sebagai norma atau bahkan diikuti oleh kelompok-kelompok tertentu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, di sisi lain ada juga keterkaitan yang signifikan antara perilaku mencuri dan kondisi kesehatan mental, kleptomania.
Tapi apakah kalian tahu apa itu kleptomania? Simak penjelasan berikut.
Apa itu kleptomania?
Kleptomania, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berasal dari bahasa Yunani, yaitu ΞΊΞ»ΞΟΟΡιν (kleptein) yang berarti 'mencuri', dan ΞΌΞ±Ξ½Ξ―Ξ± yang artinya 'mania', mengacu pada penyakit jiwa dimana penderitanya tidak mampu menahan dorongan untuk mencuri.
Barang-barang yang dicuri oleh penderita kleptomania umumnya tidak berharga, seperti gula, permen, atau sisir. Mereka biasanya merasakan tegang sebelum mencuri dan merasakan kelegaan atau kenikmatan setelah melakukannya.
Kleptomania harus dibedakan dari tindakan mencuri biasa yang didorong oleh motivasi keuntungan dan telah direncanakan sebelumnya.
Meskipun kleptomania adalah gangguan mental yang membuat seseorang tidak bisa menahan diri untuk mencuri, banyak masyarakat yang masih memandangnya sebagai tindakan kriminal.
Penderita kleptomania sering kali menjadi sasaran bullying, penyalahgunaan, dan diskriminasi karena persepsi masyarakat yang salah. Akibatnya, penderita merasa tertekan, malu untuk berinteraksi sosial, dan mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya stigma dan perlakuan tidak adil terhadap penderita kleptomania, mereka cenderung menarik diri dan merasa bersalah. Ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk berintegrasi dalam masyarakat dan memperoleh dukungan yang mereka butuhkan untuk pemulihan mereka.
Sifat Kleptomania
1. Didorong oleh keinginan mencuri, bukan untuk memiliki
Penderita kleptomania merasakan dorongan kuat untuk mencuri, bukan karena ingin memiliki barang tersebut, melainkan sebagai respons terhadap keinginan internal yang tak terkendali.
2. Motivasi utama: menghilangkan ketegangan
Penderita mencuri untuk meredakan ketegangan atau stres yang mereka rasakan. Tindakan mencuri memberikan rasa sensasi dan kelegaan, meskipun mereka sadar bahwa dorongan itu tidak diinginkan dan dapat mengganggu.
3. Pencurian tidak diarahkan pada barang yang diinginkan
Meskipun kleptomania dapat mencuri di toko atau pada orang tertentu, mereka tidak memiliki perhatian khusus terhadap barang yang dicuri, dan seringkali barang tersebut dibuang atau diberikan kepada orang lain.
4. Kleptomania bisa menjadi gejala gangguan biologis
Ada teori yang menyatakan bahwa kleptomania bisa menjadi simtom dari gangguan biologis, seperti kekurangan serotonin dalam sistem saraf. Penyembuhannya dapat dilakukan dengan menggunakan obat seperti fluxitin yang meningkatkan kadar serotonin.
5. Perbedaan antara kleptomania dan pencurian biasa
Kleptomania harus dibedakan dari tindakan mencuri biasa yang didorong oleh motivasi keuntungan dan telah direncanakan sebelumnya. Kleptomania lebih terkait dengan dorongan internal yang tak terkendali.
6. Perlakuan behavioral
Terapi behavioral dapat melibatkan teknik sensitisasi tertutup, di mana klien diperintahkan untuk membayangkan hal-hal menjijikkan selama melakukan tindakan mencuri, dengan harapan mengurangi dorongan untuk mencuri.
7. Kleptomania seringkali terjadi pada masa puber dan dapat berlanjut hingga dewasa
Penyakit ini sering kali muncul pada masa puber dan bisa berlanjut hingga dewasa. Penderita kleptomania juga mungkin memiliki kelainan jiwa lainnya, seperti bulimia nervosa, paranoid, schizoid, atau borderline personality disorder.
Jadi itu dia Detikers, penjelasan mengenai apa itu kleptomania dan juga sifatnya. Semoga bermanfaat!
Artikel ini ditulis oleh Rusmasiela Mewipiana Presilla peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)