Misbahul Munir, buruh bangunan asal Demak, Jawa Tengah yang terseret arus di Pantai Nyang-Nyang, Desa Pecatu, Kuta Selatan, Badung, ditemukan tewas mengambang di pantai, Selasa (4/6/2024) pagi. Jasad pria 22 tahun itu pertama kali diketahui oleh wisatawan asing di lokasi.
"Kami diinfokan oleh warga bahwa di pantai sebelah timur, ada korban terdampar. (Dilaporkan) sekitar pukul 08.15 Wita," jelas Ketut Wirajaya, Koordinator Operasi SAR dalam keterangannya, Selasa siang.
Munir dilaporkan hilang terseret arus Pantai Nyang-Nyang pada Minggu (2/6/2024) siang. Dia bersama belasan teman sesama buruh berenang di pantai itu sekitar pukul 12.30 Wita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim SAR gabungan melakukan pencarian selama dua hari. Jasad Munir akhirnya diketahui oleh turis asing sekitar 500 meter sebelah timur dari lokasi awal Munir dilaporkan terseret ombak.
Saat ditemukan, kondisi jasad Munir mulai membengkak. Jenazah yang terombang-ambing itu akhirnya diseret ke bibir pantai oleh wisatawan. "Selanjutnya dibawa ke RS Prof Ngoerah Denpasar menggunakan ambulans," sambung Wirajaya.
Berdasarkan laporan di kepolisian, Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi menerangkan korban bersama belasan temannya mulanya pergi ke Pantai Nyang-Nyang untuk rekreasi. Sebagian di antaranya memilih berenang, termasuk Munir.
"Korban beserta saksi (tiga orang) berenang agak ke tengah. Yang lainnya hanya berendam agak di pinggiran (pantai)," ujar Sukadi.
Ombak besar tak terduga muncul dan mengempaskan tubuh mereka. Mereka berusaha menyelamatkan diri. Kondisi laut saat itu menurut mereka agak surut. Kaki masih bisa menyentuh dasar laut dan posisi air setara dada.
Belasan buruh bangunan itu baru menyadari Munir terseret arus saat mereka sampai di bibir pantai. Rekan-rekan Munir langsung melaporkan kejadian itu ke Balawista dan tim SAR gabungan mulai mencari Munir.
(hsa/gsp)