.webp)
Ketika kita merasa kagum melihat ciptaan Allah SWT, kita dapat mengucapkan kalimat Masya Allah sebagai ungkapan syukur atas kebesaran-Nya. Rasulullah SAW menjadikan penggunaan kalimat "Masya Allah" sebagai sunah.
Dalam sebuah hadis, beliau bersabda kepada Amir bin Rabi'ah r.a., "Mengapa engkau tidak mendoakan keberkahan ketika melihat hal menakjubkanmu?" (HR. Ahmad).
Dari hadis tersebut, umat Muslim dianjurkan untuk mengucapkan kalimat Masya Allah atau Masya Allah Tabarakallah untuk mengakui bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah SWT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain mengucapkan Masya Allah, umat Muslim juga dianjurkan untuk membaca doa saat menyaksikan kebesaran Allah SWT. Doa adalah bentuk ibadah untuk Sang Pencipta, yang menggambarkan kerendahan diri dan kebutuhan kita kepada Allah SWT.
Membaca doa merupakan salah satu cara untuk mengharapkan hidayah, ampunan, pertolongan, kenikmatan, dan kasih sayang dari Allah SWT. Dengan berdoa juga mampu menjauhkan manusia dari kekufuran, kesesatan, dan musibah.
Menurut Imam Al-Ghazali, walaupun doa tidak dapat menolak qadha Tuhan, tapi doa mampu melahirkan sifat rendah diri. Oleh karena itu, manusia dianjurkan untuk tetap berdoa dalam berbagai kondisi termasuk saat melihat pemandangan indah yang merupakan ciptaan Allah SWT.
Doa Ketika Melihat Pemandangan Indah
Doa yang dapat diamalkan saat melihat pemandangan indah ini dikutip dari Al-Quran surat Ali Imran ayat 191.
رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Rabbanā mā khalaqta hāżā bāṭilā, sub-ḥānaka fa qinā 'ażāban-nār"
Artinya:
"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."
Selain doa dari Al-Quran surat Ali Imran ayat 91, ada juga doa yang dapat diamalkan saat kagum kepada ciptaan Allah SWT. Doa tersebut berasal dari hadis shahih yang diriwayatkan Ibnu Majah.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
Artinya:
"Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya bisa sempurna segala kebajikan," (HR Ibnu Majah).
Artikel ini ditulis oleh Husna Putri Maharani peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)
