5 Dampak Negatif Terlalu Lama Menatap Layar Smartphone, Gen Z Wajib Baca!

5 Dampak Negatif Terlalu Lama Menatap Layar Smartphone, Gen Z Wajib Baca!

Rio Raga Sakti - detikBali
Kamis, 23 Mei 2024 07:59 WIB
Ilustrasi hp
Ilustrasi HP. Foto: Getty Images/Delmaine Donson
Denpasar -

Saat ini smartphone telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia. Namun, tanpa disadari smartphone ternyata memiliki dampak negatif untuk tubuh. Contohnya adalah menatap layar smartphone terlalu lama yang dapat memberikan dampak negatif ke tubuh manusia.

Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus membatasi penggunaan smartphone agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Berikut adalah dampak yang diakibatkan dari terlalu lama menatap layar smartphone.

Dampak Negatif Terlalu Lama Menatap Layar Smartphone

1. Gangguan mata atau penglihatan

Paparan sinar biru yang dipancarkan oleh layar smartphone merupakan salah satu masalah serius yang dapat mempengaruhi kesehatan mata. Organ penglihatan kita, yaitu retina rentan terhadap kerusakan jika terpapar sinar biru dalam jangka waktu yang lama. Hal ini akan membuat mata kering, otot mata tegang, mata iritasi, dan penglihatan menjadi kabur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2. Susah tidur

Sinar biru yang dipancarkan oleh layar ponsel pintar tidak hanya mempengaruhi kesehatan mata, tetapi juga dapat berdampak pada kualitas tidur seseorang. Hal ini disebabkan oleh pengaruh sinar biru terhadap produksi hormon melatonin. Hormon inilah yang berperan penting dalam mengatur siklus tidur manusia.

3. Perubahan suasana emosi

Ketergantungan pada layar smartphone dalam jangka waktu yang lama tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan mental dan perilaku seseorang. Salah satu dampaknya adalah perubahan perilaku yang cenderung membuat seseorang menjadi lebih introvert, penyendiri, atau bahkan menutup diri dari kehidupan sosial.

Pengguna yang terlalu lama terpaku pada layar smartphone cenderung mengalami penurunan interaksi sosial di dunia nyata. Mereka mungkin lebih memilih untuk terlibat dalam aktivitas yang bersifat digital daripada berinteraksi secara langsung dengan orang lain. Keterbatasan interaksi sosial ini dapat mengarah pada penurunan keterampilan sosial dan rasa percaya diri dalam berkomunikasi dengan orang lain secara langsung.

ADVERTISEMENT

4. Otot leher menjadi tegang

Posisi menunduk ke bawah saat menggunakan gadget seringkali membuat kita memiringkan kepala ke depan, yang menyebabkan otot-otot leher bekerja lebih keras untuk mendukung kepala. Hal ini dapat menyebabkan ketegangan otot yang berlebihan di daerah leher dan bahu, yang kemudian dapat menyebabkan rasa kaku dan sakit.

Selain itu, menundukkan kepala juga mempengaruhi postur tubuh. Saat kepala condong ke depan, tulang belakang leher harus menahan beban tambahan yang seharusnya didukung oleh postur tubuh yang benar. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakseimbangan otot dan tekanan tambahan pada tulang belakang leher.

5. Penyusutan otak

Kebiasaan menatap layar gadget dalam waktu yang lama tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik dan perilaku sosial, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan kognitif dan fungsi otak seseorang.

Ketika seseorang menghabiskan banyak waktu untuk aktivitas yang kurang merangsang otak, seperti menatap layar gadget tanpa tujuan yang jelas, otak cenderung mengalami penurunan aktivitas. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kemampuan kognitif, termasuk penurunan daya ingat, kemampuan pemecahan masalah, dan kecepatan pemrosesan informasi.

Cara mengurangi risikonya

Dilansir dari laman resmi hellosehat.com, berikut adalah solusi untuk mengurangi risiko dari dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan smartphone yang berlebihan.

Profesor Steven menganjurkan suatu konsep sederhana yang dikenal sebagai 20-20-20 untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan layar gadget yang berlebihan. Konsep ini bertujuan untuk memberikan istirahat singkat bagi mata setelah terpapar pada layar gadget dalam jangka waktu yang lama, serta membantu menjaga keseimbangan kinerja mata.

Artikel ini ditulis oleh Rio Raga Sakti, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads