Penggunaan bahasa gaul di media sosial merupakan fenomena linguistik yang mencerminkan dinamika komunikasi dalam masyarakat digital. Bahasa gaul berfungsi sebagai alat identifikasi kelompok sosial, di mana pengguna dapat mengekspresikan keanggotaan mereka dalam komunitas tertentu, seperti komunitas remaja atau penggemar budaya pop.
Selain itu, bahasa gaul berperan dalam efisiensi komunikasi dengan penggunaan kata-kata yang dipendekkan atau diakronimkan, memungkinkan pesan disampaikan dengan cepat dan efektif. Fenomena ini juga terkait dengan kreativitas linguistik, di mana pengguna bahasa gaul menciptakan kata-kata baru atau memodifikasi yang sudah ada untuk menambah humor dan keunikan dalam komunikasi. Bahasa gaul sering dipengaruhi oleh tren budaya populer dan meme internet, yang memperkuat relevansi dan daya tariknya di kalangan pengguna media sosial.
Meskipun bahasa gaul memperkaya cara berkomunikasi, penting untuk memahami konteks penggunaannya, terutama karena dalam situasi formal atau profesional, penggunaan bahasa yang lebih standar dan baku tetap diperlukan untuk memastikan kejelasan dan profesionalisme.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir dari Glosarium Kosakata Jurnal Dialektika UIN Jakarta, terdapat 197 kosakata bahasa gaul beserta artinya, sebagai berikut:
β’ Ajib: Mantap
β’ Akikah: Aku
β’ Alay: Seseorang yang memiliki penampilan norak
β’ Alig: Sesuatu yang tidak masuk akal, biasanya untuk ejekan (berasal dari kata "gila")
β’ Amsyong: Rusak, sial, bangkrut, apes
β’ Anjay: Kata umpatan yang bermakna negatif namun biasanya digunakan dalam candaan
β’ Asoy: Asik
β’ Badai: Luar biasa
β’ Bais: Habis (dibolak-balik susunan hurufnya)
β’ Bakil: Pulang (terbalik dari kata "balik")
β’ Bala: Menyusahkan
β’ Bapuk: Jelek
β’ Baryaw: Sabar ya
β’ Bat/Bet: Banget
β’ Batu: Keras kepala
β’ Berokap: Berapa
β’ Beibeh: Sayang
β’ Bet: Sangat
β’ Bete: Bosan
β’ Bhak: Tertawa meledek
β’ Bingit: Sangat
β’ Binggow: Banget
β’ Bledag: Lucu
β’ Boil: Mobil
β’ Bokap: Bapak
β’ Bokis: Bohong
β’ Bray: Teman dekat
β’ Cabs/Cabut: Pergi
β’ Canci: Cantik
β’ Caw: Berangkat
β’ Cembokur: Cemburu
β’ Ceming: Terdiam
β’ Cemungudh: Semangat
β’ Cepu: Pengadu
β’ Cetar: Luar biasa
β’ Cimeng: Jelek dan berantakan
β’ Ciin: Cinta
β’ Ciye: Meledek
β’ Ciyus: Serius
β’ Cobita: Coba
β’ Cok/Cuk: Bro
β’ Cucok: Cocok
β’ Cukstaw: Cukup tahu
β’ Cus/Capcus: Berangkat
β’ Dab: Mas (panggilan laki-laki akrab di Jogja)
β’ Dagelan: Lawakan
β’ Danta: Jelas
β’ Delaget: Besar
β’ Dikacangin: Tidak dipedulikan
β’ Dimandos: Di mana (biasanya digunakan oleh waria)
β’ Doku: Uang
β’ Doi: Pacar atau kekasih
β’ Eluh: Air mata
β’ Ember: Memang begitu
β’ Emesh: Menggemaskan
β’ Endol: Enak, lezat, sedap
β’ Folbek: Follow back (sering digunakan di Instagram)
β’ Friendzone: Hubungan yang seperti sepasang kekasih tetapi hanya sebatas teman
β’ Fudul: Stalking/kepo
β’ Frontal: Blak-blakan
β’ Gaes: Sapaan untuk semua kalangan
β’ Galau: Sedih, gelisah, murung
β’ Ganbatte: Semangat (berasal dari bahasa Jepang)
β’ Garing: Tidak lucu
β’ Gengges: Mengganggu
β’ Gesrek: Gila
β’ Gils: Gila (menakjubkan)
β’ Gintur: Tidur
β’ Gokil/Goks: Luar biasa
β’ Greget: Semangat tinggi
β’ Grimboi: Gerimis
β’ Groufie: Foto narsis ramai-ramai
β’ Gx: Tidak
β’ Hacep: Pecah (berarti acara sukses karena ramai)
β’ Halu: Halusinasi (mengarang cerita)
β’ Hebring: Heboh sendiri
β’ Hits: Terkenal
β’ Hoax: Palsu
β’ Holkay: Orang kaya
β’ Intro: Memperkenalkan diri
β’ Jayus: Lawakan atau tingkah laku yang tidak lucu
β’ Jember/Jijay: Menjijikan
β’ Jiper: Menurunnya rasa percaya diri
β’ Jokat: Jatuh
β’ Jomblo: Tidak memiliki pasangan
β’ Jutek: Sombong
β’ Kamsud: Maksud
β’ Kane: Enak (dibalik susunan hurufnya)
β’ Kece: Keren
β’ Kekinian: Terbaru
β’ Keleus: Mungkin
β’ Kemek: Makan
β’ Kenapose: Kenapa
β’ Kewl: Keren
β’ Kicep: Tidak bisa berkata apa-apa
β’ Kicer: Kehilangan fokus
β’ Kikuk: Kaku
β’ Kocak: Sangat lucu
β’ Kode: Bahasa tubuh
β’ Kolup: Lupa
β’ Komuk: Muka
β’ Kongkow: Berkumpul
β’ Krik: Sangat garing (tidak lucu)
β’ Kuy: Ayo
β’ Lambreta: Lama
β’ Lapsong: Lapar
β’ Lau: Kamu
β’ Lebeh/Lebay: Berlebihan
β’ Lekong: Banci
β’ Lepi: Laptop
β’ Lokit: Lihat
β’ Maacih: Terima kasih (dengan nada manja)
β’ Macama: Sama-sama
β’ Mainstream: Sudah biasa
β’ Mancap: Mantap
β’ Manchay: Keren
β’ Matek: Mati
β’ Mehong: Mahal
β’ Meneketehe: Mana kutahu
β’ Menel: Centil (untuk menarik perhatian laki-laki)
β’ Merapat: Berkumpul
β’ Mimin: Admin grup di media sosial
β’ Mo: Mau
β’ Mokat: Mati
β’ Mood: Suasana hati
β’ Moodbooster: Sesuatu yang meningkatkan semangat
β’ Mop: Ngotot
β’ Murce: Murah
β’ Mupeng: Gengsi
β’ Muuph: Maaf
β’ Najong: Najis
β’ Nakam: Makan (dibalik susunan hurufnya)
β’ Nans: Santai
β’ Narsis: Mengagumi diri sendiri
β’ Nebeng: Menumpang
β’ Netter: Pengguna internet
β’ Netizen: Pengguna internet
β’ Ngakak: Tertawa terbahak-bahak
β’ Ngaret: Terlambat
β’ Ngegas: Marah
β’ Ngenes: Menyedihkan
β’ Nglecis: Merokok
β’ Nongski: Kumpul-kumpul
β’ Nubi: Baru bergabung
β’ Nyaru: Serupa
β’ Nyesek: Sakit hati
β’ Nyinyir: Mengulang-ulang perintah atau permintaan
β’ Nyokap: Ibu
β’ Omigot: Oh my god
β’ Oretz: Oke (all right)
β’ Peka: Peka (bisa menerjemahkan situasi)
β’ Peres: Tidak tulus
β’ Pertamax: Pertama kali
β’ Petjah: Keren, seru
β’ Pundung: Tersinggung, ngambek (dari bahasa Sunda)
β’ Pukpuk: Kasihan (untuk orang yang sedih atau galau)
β’ Putbal: Putar balik
β’ Rempong: Ribet
β’ Rokes: Tidak mau diam
β’ Rokum: Rumah
β’ Sabeb: Bebas
β’ Sapose: Siapa
β’ Sabi: Bisa
β’ Saik: Asik
β’ Saiko: Gila
β’ Selon: Santai
β’ Sekak: Tersudut
β’ Sekem: Penipuan
β’ Selfie: Memotret diri sendiri
β’ Sendokiran: Sendirian
β’ Sepik: Bohong
β’ Sist/Bro: Panggilan untuk teman perempuan/laki-laki
β’ Soco: Istri
β’ Sokap: Siapa
β’ Sokin: Silahkan, okelah
β’ Spokat: Sepatu
β’ Stalk: Mengikuti
β’ Sue: Sial
β’ Tag: Menandai
β’ Taw: Tahu
β’ Taken: Sudah memiliki kekasih
β’ Throwback: Memposting foto lama
β’ Tiris: Sedikit
β’ Tungan: Ngantuk
β’ Typo: Salah ketik
β’ Tyus: Terus
β’ Ucing: Pusing
β’ Ucul: Lucu
β’ Umbengan: Orang yang baru dekat
β’ Unyu: Lucu, menggemaskan, imut
β’ Yalsi: Sial
β’ Yawn: Menguap
β’ Vroh: Sapaan untuk laki-laki
β’ Warbiyasah: Luar biasa
β’ Wefie: Memotret bersama-sama
β’ Woles: Santai
β’ Zonk: Tidak sesuai harapan
Dalam era digital yang semakin berkembang, penggunaan bahasa gaul di media sosial tidak hanya mencerminkan tren budaya populer, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkuat identitas kelompok dan mempercepat pertukaran pesan. Namun, pemahaman konteks penggunaan tetaplah kunci, agar bahasa gaul tidak menimbulkan kebingungan atau kesalahpahaman di antara pengguna.
Artikel ini ditulis oleh Rusmasiela Mewipiana Presilla peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)