Pusat Penelitian Bakau Internasional Dibangun di Bali

Denpasar

Pusat Penelitian Bakau Internasional Dibangun di Bali

I Wayan Sui Suadnyana, Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Minggu, 19 Mei 2024 23:00 WIB
Groundbreaking Pusat Penelitian Mangrove Internasional Mohammed Bin Zayed-Joko Widodo di KEK Kura-kura Bali, Minggu (19/4/2024). (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Foto: Groundbreaking Pusat Penelitian Mangrove Internasional Mohammed Bin Zayed-Joko Widodo di KEK Kura-kura Bali, Minggu (19/4/2024). (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Denpasar -

Pusat Penelitian Mangrove Internasional Mohamed Bin Zayed-Joko Widodo dibangun di Bali. Peletakan batu pertama dilakukan secara simbolis di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-kura Bali, Denpasar, Minggu (19/5/2024).

"Mengenai urgensi tindakan untuk melindungi ekosistem mangrove, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Uni Emirat Arab telah menyepakati MoU untuk bersama-sama mengetuai Pusat Penelitian Mangrove Internasional Mohammed Bin Zayed-Joko Widodo di Indonesia," sebut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan dalam sambutannya di KEK Kura-kura Bali.

Luhut menuturkan Pusat Penelitian Mangrove Internasional itu didirikan di lokasi yang sangat strategis di Bali. Lokasi ini telah menunjukkan keberhasilannya dalam melestarikan ekosistem mangrove dan akan menjadi eksposur dunia internasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selanjutnya, sekitar 2,5 hektare lahan telah disediakan Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan pusat penelitian tersebut. Setelah didirikan pusat penelitian akan berfungsi untuk penelitian mutakhir, konservasi, dan pendidikan," ungkapnya.

Luhut mengatakan penelitian tersebut khususnya pada pemanfaatan bioteknologi dan inovasi, seperti kecerdasan buatan (AI) untuk identifikasi mangrove dan pemanfaatan drone untuk restorasi di daerah terpencil. Pusat penelitian tersebut akan menjadi bagian dari World Mangrove Center-Bali Grand Forest Park yang diinisiasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai pengembangan ekosistem mangrove secara terpadu yang bekerja sama dengan mitra bilateral.

"Ingatlah bahwa ini bukan sekadar proyek konstruksi. Namun, ke depannya pusat penelitian ini dapat menjadi keseluruhan paket penelitian, peningkatan kapasitas, dan destinasi internasional di Bali," terangnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra menjelaskan lokasi pusat penelitian berada di kawasan hutan mangrove Tahura Ngurah Rai. Menurutnya, pendanaan pembangunan pusat penelitian berasal dari Pemerintah Uni Emirat Arab. Dewa Indra tak mengetahui besaran dana pembangunan itu.

"(Pusat penelitian) Ini baru pertama di Indonesia. (Secara internasional) iya (di Bali yang pertama). Jadi, kami harus berterima kasih kepada Pak Jokowi dan Pemerintah Uni Emirat Arab yang mengambil kesepakatan membangun pusat studi mangrove di Bali," katanya.

Dewa Indra mengatakan perencanaan untuk pembangunan pusat penelitian mangrove sedang difinalisasi sehingga dapat dilanjutkan pada tahapan selanjutnya. "Tadi Pak Menko menyatakan mudah-mudahan tahun depan bisa dimulai. Setelah nanti dibangun berikutnya dikelola bersama dan kemudian nanti mungkin rencana akan diserahkan ke Pemerintah Indonesia," sebutnya.

Menurut Dewa Indra, spesies mangrove di Bali sangat banyak. Hal itu pun menjadi sangat menarik bagi para ahli untuk melakukan studi tentang mangrove. Terlebih, saat KTT G20 lalu banyak pimpinan negara dan delegasi penting yang dihadirkan dalam aktivitas menanam mangrove di Bali.




(dpw/dpw)

Hide Ads