Pulau Dewata dibidik sebagai pusat wisata medis (medical tourism) masa depan. Salah satu bidang yang dinilai berpotensi dikembangkan di Bali, yakni industri kesehatan dan estetika atau wellness and aesthetic.
Hal itu diungkapkan oleh Anti-aging Practitioner, Chandrawati Santoso, saat konferensi pers terkait event Beautiverse 2025 di Bali Beach Convention Center, Denpasar. Ia menilai Bali potensial karena didatangi banyak wisatawan yang tak hanya untuk berlibur, tetapi juga mencari layanan penyembuhan tradisional.
"Kearifan lokal yang digabungkan dengan perkembangan medical tourism menjadikan Bali unggul dalam hal estetika maupun wellness," ujar Chandrawati, Rabu (19/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Group Head of Marketing InJourney Hospitality Anie Tidara setali tiga uang. Ia menilai sektor wellness and aesthetic juga akan menambah daya saing pariwisata Bali.
Anie menjelaskan Beautiverse 2025 akan digelar di Bali Beach Convention Center pada 2-4 Mei 2025. Event tersebut merupakan rangkaian pembukaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur. Adapun, KEK Sanur bakal diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 10 Juni 2025.
"Event-event seperti inilah yang kita butuhkan untuk membantu menaikkan pariwisata. Wellness di zaman sekarang sangat dibutuhkan," ujar Anie.
Projects Manager in Beautiverse Hanna Ristya menjelaskan Beautiverse akan menjadi wadah bagi para profesional, pelaku industri, hingga penggemar wellness and aesthetic untuk berinteraksi. Kegiatan itu juga akan melibatkan puluhan brand.
"Kami menyiapkan 74 space booth dan mungkin total detail masih beberapa proses penandatanganan. Tapi, proporsinya 70 persen lokal dan 30 persen non-lokal," kata Hanna.
Hanna menargetkan jumlah peserta selama event tersebut bisa mencapai 10 ribu orang. "Visi ke depan kami, Bali bisa menjadi pusat beauty and wellness. Kami juga mau memberdayakan brand lokal dan bisa menjangkau Asia Pasific," ujarnya.
(iws/iws)