Komisi Oseanografi Antarpemerintah (IOC), salah satu komisi di bawah naungan UNESCO, mengunjungi Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali, Kamis (25/4/2024). Kedatangan tim UNESCO itu untuk melakukan verifikasi terhadap 12 indikator tsunami ready.
Perwakilan UNESCO untuk Verifikasi Tsunami Ready Wiwin Windupranata mengungkapkan belasan indikator itu menjadi syarat untuk mendapatkan pengakuan sebagai komunitas siaga bencana tsunami (tsunami ready community). Verifikasi dilakukan terhadap dokumen yang diajukan hingga infrastruktur siaga bencana tsunami yang dimiliki.
"Itu akan kami cek juga selama dua hari," kata Wiwin, Kamis (25/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, Desa Pengastulan berpotensi mendapat status Tsunami Ready Community karena telah mendapatkan pengakuan di tingkat nasional. Saat ini, Wiwin berujar, ada 14 wilayah/desa di dunia yang mendapatkan pengakuan sebagai Komunitas Siaga Bencana Tsunami dan 10 di antaranya ada di Indonesia.
Adapun 12 indikator tersebut terbagi ke dalam tiga kriteria, yakni penilaian (assesment), kesiapsiagaan (preparedness), dan respons (response). Menurut Wiwin, tim UNESCO akan memastikan kembali proposal tim desa yang sudah dinilai oleh Tsunami Ready Board di tingkat nasional.
"Kami mengonfirmasi beberapa hal berdasarkan panduan-panduan yang ada. Apakah memang semua syarat-syarat itu sudah terpenuhi atau tidak," imbuhnya.
Wiwin menegaskan desa yang ditetapkan sebagai Tsunami Ready Community wajib melaporkan perkembangan 12 indikator tersebut setiap tahun. Tim UNESCO IOC, dia melanjutkan, akan kembali melakukan evaluasi pada lima tahun pertama.
Ia berharap warga Pengastulan tetap meningkatkan kesadaran terkait mitigasi bahaya tsunami. "Perlu dicatat pengakuan ini bukan berarti jaminan 100 persen Desa Pengastulan tahan terhadap tsunami. Bukan berarti setelah mendapat pengakuan, santai justru itu tetap harus dilaksanakan," pungkasnya.
(iws/iws)