Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Denpasar mengungkap penyebab banjir di Denpasar, Bali. Penyebabnya adalah pendangkalan saluran hingga buruknya pengelolaan daerah aliran sungai. Pendangkalan saluran masuk dalam faktor teknis penyebab banjir.
Kabid Sumber Daya Air Dinas PUPR Kota Denpasar Gandhi Dhananjaya Suarka mengatakan faktor teknis lainnya, yakni penyempitan saluran, pencemaran saluran, penyumbatan saluran dan kerusakan saluran. Sementara buruknya pengelolaan daerah aliran sungai masuk dalam faktor non-teknis.
"(Faktor non-teknis lainnya) Alih fungsi lahan yang masif di Kota Denpasar, beberapa permukiman di Kota Denpasar berada di daerah cekungan dan budaya masyarakat yang masih membuang sampah di sungai," ujar Gandhi saat dihubungi detikBali, Senin (15/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gandhi menyoroti terkait masifnya alih fungsi lahan di Denpasar. Menurutnya, banyak lahan-lahan produktif yang dipergunakan untuk perumahan dan permukiman dikarenakan kebutuhan tempat tinggal masyarakat dan itu terpengaruh dari urbanisasi.
"Sehingga, daerah resapan air hujan berkurang. Kelebihan air hujan tidak bisa masuk ke dalam tanah karena sudah didirikan perumahan dan permukiman," terangnya.
Menurut Gandhi, limpasan air akan langsung mengalir memenuhi saluran drainase dan sungai. Kelebihan air hujan pada saluran drainase akibat intensitas hujan yang tinggi akan keluar dari saluran drainase, sehingga menggenangi daratan.
Di sisi lain, Gandhi menyebut kawasan rawan banjir di Denpasar pada 2023 di antaranya Jalan Pura Demak, Jalan Bumi Ayu, Jalan Gunung Salak, dan Jalan Gunung Rinjani. Kemudian, Jalan Gunung Lumut, Jalan Raya Puputan-Moh Yamin, dan Jalan Griya Anyar.
(nor/dpw)