Peristiwa nahas dialami keluarga asal Sumatera Barat yang ditemukan tewas dalam mobil di wilayah Kabupaten Bungo, Jambi. Empat orang yang terdiri dari suami istri dan dua anak itu diduga tewas akibat menghirup gas beracun dari AC mobil. Saat kejadian, mobil Xenia yang mereka tumpangi terjebak lumpur.
Kapolres Bungo AKBP Singgih Hermawan mengungkapkan sekeluarga tersebut terdiri dari Masrial (54), Nuryanti Lisma (53), Vanggi (15), dan Fattan Azizait (9). Jasad keempat korban langsung dievakuasi ke RS H Hanafie Muara Bungo.
"Dugaan sementara korban terhirup gas beracun di dalam mobil tersebut akibat saluran AC yang tersumbat atau bocor," kata Singgih, seperti dikutip dari detikSumbagsel, Minggu (14/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut fakta-fakta sekeluarga tewas diduga hirup gas beracun saat mobil yang ditumpangi terjebak lumpur.
Sempat Berkabar Mobil Terperosok di Lumpur
Singgih mengatakan awalnya para korban berangkat dari Alahan Panjang, Sumatera Barat, pada Jumat (13/4/2024), sekitar pukul 13.00 WIB. Sekeluarga ini berencana mengunjungi saudara mereka di Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang, Kabupaten Bungo, Jambi.
Sekitar pukul 18.00 WIB, para korban mengabarkan sanak keluarga mereka bahwa mobil mereka terperosok di lumpur. "Kemudian adik ipar korban, Wadi Sepentri, pergi menyusul korban dan ditemui mobil korban terpuruk di lubang dalam keadaan mesin masih menyala," kata Singgih.
Mobil Terjerembab Cukup Dalam
Saat ditemukan, kondisi mobil terjerembab cukup dalam di jalan berlumpur itu. Bagian knalpot mobil juga terendam. "Lubang knalpot mobil terendam air dan kaca depan mobil dalam keadaan tertutup dan kaca belakang mobil terbuka sekitar 5 sentimeter (cm)," lanjut Singgih.
Saksi Wadi, Singgih melanjutkan, sempat beberapa kali mencoba memanggil korban. Lantaran tak ada respons, dia pun menggedor pintu mobil dan mendapati mereka dalam keadaan sudah tidak bernyawa. "Adik ipar korban langsung membuka pintu sebelah kiri belakang dan melihat korban sudah tidak bergerak," imbuhnya.
Keluarga Tolak Autopsi
Singgih memastikan bahwa keluarga korban menolak jenazah untuk diautopsi. Ditandai dengan adanya surat pernyataan menolak autopsi dari pihak korban.
"Pihak korban menolak untuk autopsi dan menerima musibah tersebut," ujarnya.
Saat ini, jenazah korban sudah dibawa keluarganya menuju rumah duka di Kabupaten Solok, Sumatera Barat untuk dimakamkan.
Artikel ini telah tayang di detikSumbagsel. Baca selengkapnya di sini!
(iws/iws)