5 Pantun Bahasa Bali Lengkap dengan Artinya, Simak di Sini

5 Pantun Bahasa Bali Lengkap dengan Artinya, Simak di Sini

Rio Raga Sakti - detikBali
Selasa, 09 Apr 2024 22:40 WIB
Ilustrasi contoh pantun Sunda lucu.
Foto: Istimewa
Denpasar -

Indonesia kaya akan budaya, salah satu budaya yang harus dilestarikan adalah sastra lisan atau tulis. Setiap daerah memiliki ciri khasnya sendiri dalam menyampaikan pesan-pesan lewat beragam bentuk sastra lisan, salah satunya adalah peparikan atau pantun bahasa Bali.

Peparikan atau pantun bahasa Bali adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan. Peparikan umumnya terdiri dari empat baris, di mana setiap baris terdiri dari delapan sampai sepuluh suku kata. Selain itu, peparikan biasanya mengandung makna filosofis yang mendalam.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa contoh pantun bahasa Bali lengkap dengan artinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pantun 1


Be curik mabasa manis (Burung jalak bersiul manis)

Bungkung pendok sedeng di tujuh (Cincin seperti rumah kura-kura pas di telunjuk)

ADVERTISEMENT

Bajang cerik kanyungne manis (Gadis remaja senyumnya manis)

Selat tembok makita nyujuh (Dipisah dinding tetap ingin dijangkau)


Pantun 2


Bangsing di Banjar (Akar beringin di banjar)

Bedeg majemuh di baleran (Tikar bambu untuk menjemur di baleran)

Langsing buin lanjar (Langsing lagi tinggi semampai)

Jegeg buin lemuh magoleran (Cantik lagi lemah gemulai)


Pantun 3


Doyan liang ngandong kanji (Suka sekali menggendong kanji)

Depang tiang ngaba pintu (Bolehkan saya membawanya tujuh)

Yan tiang ngelong janji (Jika saya melanggar janji)

Apang tiang kena kutuk (Tentu saya kena kutuk)


Pantun 4


Bilus ngawinang padine mati (Hama membuat padinya mati)

Suba mati tusing dadi kengkenang (Sudah mati tidak bisa digunakan)

Beli bagus idaman hati (Abang ganteng idaman hati)

Keweh ban tiang ngengsapang (Sulit sekali saya melupakan)


Pantun 5


Negul kuluk di adeg-adeg (Mengikat anjing di tiang rumah)

Kuluk badeng cara celepuk (Anjing hitam seperti burung hantu)

Dadi nak luh harus dueg (Jadi perempuan harus pintar)

Apang sing bakat uluk-uluk (Biar tidak mudah dibohongi)

Artikel ini ditulis oleh Rio Raga Sakti, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(nor/nor)

Hide Ads