Tiket Mahal Jadi Faktor Utama Para Perantau Mengikuti Mudik Gratis

BRI Teman Mudik

Tiket Mahal Jadi Faktor Utama Para Perantau Mengikuti Mudik Gratis

I Wayan Sui Suadnyana, Ahmad Firizqi Irwan - detikBali
Jumat, 05 Apr 2024 18:15 WIB
Kapolda Bali Ida Bagus Kade Putra Narendra melepas peserta mudik gratis di Terminal Ubung, Kota Denpasar, Jumat (5/4/2024). (Ahmad Firizqi Irwan/detikBali)
Foto: Kapolda Bali Ida Bagus Kade Putra Narendra melepas peserta mudik gratis di Terminal Ubung, Kota Denpasar, Jumat (5/4/2024). (Ahmad Firizqi Irwan/detikBali)
Denpasar -

Sejumlah perantau memanfaatkan program mudik gratis untuk pulang ke kampung halaman jelang Lebaran 2024. Harga tiket mahal menjadi faktor utama mereka memilih ikut program mudik gratis.

Program mudik gratis salah satunya difasilitasi oleh Polda Bali. Sebanyak 650 pemudik pemudik dilepas menggunakan 15 bus dari Terminal Ubung, Kota Denpasar, Bali, Jumat (5/4/2024).

Miftahul Huda salah satunya. Pria berusia 50 tahun asal Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), ini mengaku sangat terbantu dengan adanya mudik gratis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kegiatan mudik gratis, kata dia, sangat membantu perekonomiannya. Apalagi biaya balik ke Jawa, terutama harga tiket, tidak murah saat momentum arus mudik.

"Sangat membantu sekali, karena di biaya ya. Untuk (H-4), transportasi umum sudah naik semua ongkos-ongkosnya. Ini sangat membantu kami, terutama di keuangan kami," Huda kepada detikBali di dalam bus yang ia tumpangi, Jumat (5/4/2024).

ADVERTISEMENT

Pria yang telah menyandang status sebagai warga Kabupaten Gianyar ini mengaku senang bisa pulang dan segera bisa berkumpul dengan keluarga di kampung halaman.

Huda berangkat dari tempat tinggalnya di Gianyar untuk mengikuti mudik gratis Polda Bali. Ia sudah mempersiapkan segala keperluan sejak subuh atau pukul 05.00 Wita.

"Saya mempersiapkan diri jam 5 subuh karena diminta untuk kumpul dulu di Stadion Dipta jam setengah 6 dan ikut keberangkatan bersama di Terminal Ubung," kata dia.

Huda mudik seorang diri jelang Lebaran 2024. Anak dan keluarganya sudah terlebih dahulu berada di Surabaya. Selain merayakan lebaran, pada mudik kali ini Huda juga ingin melihat momentum kelulusan anaknya dari sekolah menengah kejuruan (SMK).

Hal senada juga dikatakan Ratih (32). Perempuan asal Sidoarjo ini mengaku pertama kalinya mengikuti mudik gratis. Bersama suami dan anak, ia awalnya sempat ragu untuk pulang kampung mengingat baru tinggal sebentar di Sanur, Denpasar.

"Baru tahun ini, ini baru pertama kalinya. Bertiga saja. Sebenarnya kan masih rencana mau pulang atau enggak, ragulah. Suami juga liburnya masih belum jelas. Saya sendiri baru tinggal 6 bulanan karena ikut suami di sini," ungkapnya.

Pekerja buruh bangunan, Supratno (60), memilih pulang ke Probolinggo setelah bekerja sebagai harian lepas di Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Badung. Ia pulang kampung bersama sembilan orang temannya.

Supratno menilai program mudik gratis bisa membantu perekonomian. Momentum ini juga membuat dirinya senang karena bisa berkumpul dengan keluarga.

"Baru pertama kali, rencana ke Probolinggo. Saya berterima kasih untuk ini," ungkapnya.

Seperti diketahui, momentum perayaan hari raya Idul Fitri biasanya tidak jauh dengan tradisi mudik. Tidak sedikit masyarakat yang balik ke kampung halaman meski telah lama tinggal di perantauan.

Polda Bali memberikan kesempatan kepada masyarakat atau perantauan untuk merayakan momentum Idul Fitri 1445 Hijriah untuk pulang secara gratis. Ada 650 pemudik yang mengikuti mudik gratis Polda Bali.

"Hari ini kurang lebih 650 pemudik yang kami berangkatkan dengan 15 bus. Jadi seluruhnya Jawa Timur," kata Kapolda Bali Irjen Ida Bagus Kade Putra Narendra.




(hsa/hsa)

Hide Ads