Penjabat (Pj) Bupati Klungkung I Nyoman Jendrika mengeklaim pertumbuhan ekonomi di Gumi Serombotan - sebutan Klungkung - pada 2023 sebesar 4,70 persen. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi itu meningkat dibandingkan pada 2022 yang hanya 3,12 persen.
Hal itu diungkapkan Jendrika saat rapat paripurna penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Klungkung Tahun 2023 di ruang sidang DPRD Klungkung, Kamis (21/3/2024). Ia menerangkan sektor pendukung utama perekonomian Klungkung pada 2023, antara lain pertanian, kehutanan dan perikanan, akomodasi dan makan minum, konstruksi, hingga industri pengolahan.
"Tingkat kemiskinan di Klungkung saat ini sebesar 5,61 persen, menurun dibandingkan dengan tahun 2022 yang sebesar 6,07 persen," kata Jendrika kepada detikBali seusai rapat paripurna, Kamis siang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jendrika mengatakan realisasi pendapatan daerah pada 2023 mencapai Rp 1,370 triliun lebih. Menurutnya, jumlah tersebut sudah mencapai 97,5 persen dari target pendapatan pada 2023 sebesar Rp 1,405 triliun lebih.
"Untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp 350 miliar, terealisasi hampir 100 persen dari target," imbuhnya.
Di sisi lain, Jendrika mengakui Klungkung masih menghadapi sejumlah kendala. Salah satunya terkait penanganan sampah.
Jendrika menuturkan rata-rata volume sampah di Klungkung pada 2023 mencapai 32 ton lebih setiap harinya. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat dibandingkan pada 2022 yang menghasilkan sampah sekitar 16 ton. Ia menyebut partisipasi warga untuk mengolah sampah dari sumbernya masih rendah.
"Kondisi ini diperparah dengan overload-nya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sente serta belum optimalnya kemampuan desa dalam mengelola sampah," imbuh Jendrika.
Selain sampah, Jendrika juga menyoroti kualitas infrastruktur yang belum memadai, khususnya akses menuju destinasi wisata di Klungkung. Demikian pula infrastruktur di bidang pendidikan dan kesehatan yang belum optimal.
"Penting diperhatikan adanya ketimpangan kualitas infrastruktur di Klungkung daratan dengan kepulauan Nusa Penida," pungkasnya.
(iws/gsp)