Hari Puisi Sedunia diperingati setiap tahunnya pada 21 Maret. Hari Puisi Sedunia diperingati guna menghormati para penyair dan menghidupkan kembali tradisi lisan pembacaan puisi.
Dianggap sebagai pemersatu orang-orang di seluruh dunia, UNESCO akhirnya menetapkan adanya peringatan Hari Puisi Sedunia. Simak informasi mengenai sejarah Hari Puisi Sedunia, tokoh penyair legendaris Indonesia, dan cara memperingati Hari Puisi Sedunia.
Sejarah Hari Puisi Sedunia
Melansir dari UNESCO, Hari Puisi Sedunia diperingati setiap tahunnya pada 21 Maret. Hari Puisi Sedunia merayakan salah satu bentuk ekspresi serta identitas budaya dan bahasa yang menjadi nilai paling berharga di dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
UNESCO menyatakan bahwa puisi mampu menyatukan seluruh orang di dunia, sehingga layak dijadikan peringatan Hari Puisi Sedunia. UNESCO pertama kali menetapkan 21 Maret sebagai Hari Puisi Sedunia dalam Konferensi Umum ke-30 di Paris pada 1999.
Tujuannya, untuk memperjuangkan keragaman bahasa di dunia dan memberi peluang lebih besar bagi bahasa yang terancam punah agar tetap eksis dan dihargai.
Hari Puisi Sedunia menjadi kesempatan bagi kita untuk menghormati penyair, serta menghidupkan kembali tradisi lisan pembacaan puisi. Penting untuk dijaga eksistensinya, puisi dapat menjadi tali yang dapat menyatukan orang-orang di segala penjuru dunia.
Tokoh Penyair Indonesia
Indonesia memiliki banyak penyair berbakat yang telah menghasilkan karya-karya puisi indah dan abadi. Pada Hari Puisi Sedunia ini, mari kita mengenal beberapa tokoh penyair Indonesia.
Chairil Anwar
Chairil Anwar merupakan pelopor penyair Angkatan 45 Sastra Indonesia. Dia lahir pada 22 Juli 1922. Awal karirnya dimulai pada tahun 1942 dan menghasilkan karya yang bertajuk "Nisan".
Ia menulis hingga akhir hayatnya, yaitu pada 1949. Sebagai pelopor penyair Angkatan 45 Sastra Indonesia, pria berdarah Medan tersebut sukses dalam melakukan pembaharuan puisi Indonesia. Beberapa karyanya yang populer, yaitu Aku Ini Binatang Jalang, Ibu, Aku, dan masih banyak lagi
Sapardi Djoko Damono
Sapardi Djoko Damono merupakan seorang dosen, kritikus sastra, sekaligus penyair terkenal yang lahir pada 20 Maret 1940. Ia adalah seorang cendekiawan muda yang mulai menulis sejak tahun 1960. Beberapa karya Sapardi yang terkenal adalah Hujan Bulan Juni, Hatiku Selembar Daun, dan lainnya.
Beberapa prestasi dan penghargaan telah diterima Sapardi Djoko Damono atas prestasinya dalam menulis puisi. Beberapa di antaranya, yaitu penghargaan Cultural Award dari Pemerintah Australia (1978), Dewan Kesenian Jakarta atas bukunya yang berjudul Perahu Kertas (1984), dan lainnya.
W. S. Rendra
W. S. Rendra dikenal sebagai penyair dan dramawan terkemuka di Indonesia sejak tahun 1950-an. Ia mendapat julukan "Si Burung Merak" karena penampilannya sebagai deklamator yang selalu mempesona. Rendra lahir pada 7 November 1935 di Surakarta.
Minat menulisnya tumbuh saat ia duduk di kelas 2 SMP. Sajak pertamanya diterbitkan pada 1952 pada majalah Siasat. Sebagai seorang dramawan, drama pertama yang ia tulis bertajuk "Kaki Palsu" pada tahun 50-an.
Rendra memiliki banyak karya sastra yang sangat menarik. Beberapa di antaranya adalah Balada Orang-Orang Tercinta (1957) dan Nyanyian Orang Urakan (1985). Ia memperoleh banyak penghargaan atas karyanya, beberapa di antaranya adalah Anugerah Seni dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1970), SEA Write Award (1996), dan lainnya.
Taufiq Ismail
Taufiq Ismail merupakan seorang sastrawan Angkatan 66 yang lahir pada 25 Juni 1935. Karirnya sebagai penyair berawal ketika ia menulis puisi-puisi demonstrasi yang terkumpul dalam "Tirani dan Benteng" (1966).
Terdapat banyak karya yang telah ia buat, termasuk puisi untuk anak-anak yang terdapat dalam buku "Kenalkan Saya Hewan" (1973).
Ia menerima sejumlah penghargaan nasional dan internasional. Di antaranya adalah Anugerah Seni dari Pemerintah RI (1970) dan SEA Write Award dari kerajaan Thailand (1994).
Cara Merayakan Hari Puisi Sedunia
Penting bagi kita untuk juga ikut serta dalam merayakan Hari Puisi Sedunia. Apabila kita ikut serta dalam merayakan hari puisi sedunia, kita sudah menghargai para penyair dan menghargai keberadaan ragam bahasa di dunia.
Melansir dari laman Perpustakaan Universitas Brawijaya, mengenalkan puisi kepada anak-anak bisa menjadi salah satu bentuk keikutsertaan kita dalam merayakan Hari Puisi Sedunia.
Kita dapat mulai mengenalkan puisi nasional dalam Bahasa Indonesia, hingga puisi daerah. Maka dari itu, perayaan Hari Puisi Sedunia dapat sejalan dengan upaya UNESCO dalam memulihkan tradisi membaca puisi.
Itulah sekilas mengenai sejarah peringatan Hari Puisi Sedunia 21 Maret, tokoh penyair Indonesia, dan cara memperingati Hari Puisi Sedunia. Semoga informasi ini bermanfaat!
Artikel ini ditulis oleh Zheerlin Larantika Djati Kusuma, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)