10 Contoh Puisi Tentang Ayah yang Menyentuh Hati, Ungkapkan Perasaanmu

10 Contoh Puisi Tentang Ayah yang Menyentuh Hati, Ungkapkan Perasaanmu

Rizky Munte - detikBali
Sabtu, 11 Nov 2023 04:30 WIB
Child Asian girl give a present to his dad while smile, hug and kiss inside of the living room. Happy moment with male parent, family relationship. Father day
Ilustrasi Hari Ayah. Foto: Getty Images/iStockphoto/Stock photo and footage
Denpasar -

Sosok ayah adalah figur seorang pria yang sangat kita kagumi dan memiliki peran sebagai orang tua dalam sebuah keluarga kita. Ayah memiliki peran penting dalam membimbing, mendukung, serta melindungi keluarga kita. Ayah juga disebut sebagai sosok pahlawan (hero) oleh anak-anak mereka.

Kira-kira hadiah apa yang cocok diberikan saat Hari Ayah 12 November 2023? Anda dapat memberikan sebuah puisi singkat untuk pria yang telah membesarkan dan menjagamu sejak kecil. Dengan puisi hasil karanganmu sendiri, Anda bisa mengungkapkan rasa terima kasihmu kepada sang ayah yang telah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhanmu.

Namun jika Anda merasa kesulitan, maka tidak perlu takut karena Anda bisa menjadikan beberapa puisi di bawah ini sebagai contoh dan inspirasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Sebuah Kamar

Karya Chairil Anwar

ADVERTISEMENT

Sebuah jendela menyerahkan kamar ini

pada dunia. Bulan yang menyinar ke dalam

mau lebih banyak tahu.

"Sudah lima anak bernyawa di sini,

'Aku salah satu!"

Ibuku tertidur dalam tersedu,

Keramaian penjara sepi selalu,

Bapakku sendiri terbaring jemu

Matanya menatap orang tersalib di batu!

Sekeliling dunia bunuh diri!

Aku minta adik lagi pada

Ibu dan bapakku, karena mereka berada

di luar hitungan: Kamar begini,

3X4 m, terlalu sempit buat meniup nyawa

2. Untuk Ayah

Karya Intan Purnama

Negriku, di depan mata akan segera datang ayahmu

Bak mentari dan paginya yang cerah

Ayah baru akan menyayangimu,

Tanpa mengharapkan pengembalian darimu,

Tanpa merampas uang tabunganmu lagi.

Ayah, kami akan memilihmu esok hari

Ayah, jangan lagi biarkan kami lapar dan mengais disiang hari,

apa lagi meminta....

Ayah, jangan tegakan kami memeluk dingin di emperan jika malam menjelang

Ayah, buatkan dinding-dindang kokoh,

dengan kolong kasur, bukan lagi kolong jembatan

Ayah, didik kami dengan nada yang ramah, bukan lagi bentakan kasar dan tembakan

Ayah, Negri ini rumah kami dan engkau ayah kami

Ayah, hapuskan air mata kemiskinan kami dan peluk kami kedalam dada kepemimpinanmu

Ayah, kami anak negri yang mengharapkanmu

Yang mengenalkan kami pada ketauhidan

Jika kami bisa patuh pada Tuhan,

Maka kami akan tahu menghormati dan menyeganimu

Ayah, sayangi kami dan rumah ini...

Anak negri yang rindu akan kedamaian negri sendiri

3. Ayah, Pahlawan Hidupku

Karya Amelia Zelianti

Ayah...

Menguras keringat demi mencari nafkah

Untuk diriku yang masih kecil ini ayah

Menjagaku dan mengajariku arti kehidupan

Sang pahlawan hidupku

Melindungiku dari terpaan badai apapun

Rela menyembunyikan luka di hatinya

Ayah selalu memberi kebahagiaan

Ayah rela melakukan segalanya demi diriku

Ayah sanggup berkorban untuk langkah hidupku

Selalu menemani dan memberiku kekuatan

Ayah selalu ada di sampingku selamanya

Ayah jasamu akan kukekang di hati dan jiwaku

Ayahlah pahlawan hidupku

yang selalu berkorban dan menjaga setiap detik

4. Mata Hitam

Karya WS Rendra

Dua mata hitam adalah mata hati yang biru

Dua mata hitam sangat kental bahasa rindu

Rindu bukanlah milik perempuan melulu

Dan keduanya sama tahu, dan keduanya tanpa malu

Dua mata hitam terbenam di daging yang wangi

Kecantikan tanpa sutra, tanpa pelangi

Dua mata hitam adalah rumah yang temaram

Secangkir kopi sore hari dan kenangan yang terpendam

5. Setiap Ayah

Karya Alex R. Nainggolan

Di tubuh setiap ayah

Akan ada jalan pulang

Rumah yang bagai selimut

Dari kepala yang kusut

Telah ku gali-gali

Tangis yang kecut

Dan terduduk di sudut

Segala sesal yang sampai sekarang

Hanya tertunduk

Maka aku ingat ayah

Setiap percakapan

Yang abai kutafsirkan

Lalu ayah mengerubung

Si setiap hari

Bahkan bertahun setelah dirinya pergi

Di setiap mata ayah

Selalu ada kegembiraan

Meski hanya sebentar

Bertemu

Atau percakapan yang biasa saja

Dengan anaknya

6. Puisi Ayah Terhebat

Karya Dinda Nursifa

Beruntungnya aku memiliki ayah sepertimu

Semua yang engkau lakukan memberikan contoh yang baik

Selalu sabar dan penyayang pada keluarganya

Berdiri paling depan untuk kebenaran

Engkau adalah ayah terhebat

Rasanya tak pernah kau tunjukan wajah sedih

Senyum dan tawamu selalu terlihat dari bibirmu

Engkau selalu menebar kebaikan pada semua orang

Semangatmu pun tak pernah padam

Aku sayang sekali, wajah ayahku

7. Bait Sajak untuk Ayah

Karya Novi Aqila

Ayah...

Tulusnya nasehatmu tlah membingkai hatiku

Menuju lembah tinggi kedamaian

Dekapanmu telah meredam amarahku

Tak kuasa tangisku berderai

Kala ku ingat kata bijakmu

Kau jaga aku

Dari kotoran raga dan jiwa yang kan nodai aku

Kau rela diterpa deburan buih yang berlalu

Demi aku

Demi anakmu

Seakan tak pernah lelah kau

hapuskan tetes air mataku

Seakan tak pernah bosan

kau redamkan aku dari tangisan

Ku urai hati ini

Untukmu

Untuk segalanya yang tlah kau labuhkan

Pada Dermaga hidupku

Hanya sebentuk puisi dari ketulusan hati

Untukmu, ayah. Terima kasih.

8. Ayah

Karya Syifa Husnia Zahra

Yang mengumandangkan azan di telinga kecilku

Yang hingga saat ini aku bisa mendengar suara

Menungguku hingga letihnya badan

Mengajariku bagaimana caranya berjalan

Hingga saat ini aku bisa berjalan

Mengajariku bagaimana caranya berbicara

Hingga saat ini aku fasih berbicara

9. Perjamuan Petang

Karya Joko Pinurbo

Dua puluh tahun yang lalu ia dilepas ayahnya

di gerbang depan rumahnya.

"Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina.

Jangan pulang sebelum benar-benar jadi orang."

Dua puluh tahun yang lalu ia tak punya celana

yang cukup pantas untuk dipakai ke kota.

Terpaksa ia pakai celana ayahnya.

Memang agak kedodoran, tapi cukup keren juga.

"Selamat jalan. Hati-hati, jangan sampai

celanaku hilang."

Senja makin menumpuk di atas meja.

Senja yang merah tua.

Ibunya sering menangis memikirkan nasibnya.

Ayahnya suka menggerutu,

"Kembalikan dong celanaku!"

Haha, si bangsat akhirnya datang.

Datang di akhir petang bersama buku-buku

yang ditulisnya di perantauan.

Ibunya segera membimbingnya ke meja perjamuan.

"Kenalkan, ini jagoanku." Ia tersipu-sipu.

Saudara-saudaranya mencoba menahan tangis

melihat kepalanya berambutkan gerimis.

"Hai, ubanmu subur berkat puisi?" Ia tertawa geli.

Di atas meja perjamuan jenazah ayahnya

telentang tenang berselimutkan mambang.

Daun-daun kalender beterbangan.

"Ayah berpesan apa?" Ia terbata-bata.

"Ayahmu cuma sempat bilang, kalau mati ia ingin

mengenakan celana kesayangannya:

celana yang dulu kaupakai itu."

Diciumnya jidat ayahnya sepenuh kenangan.

Tubuh yang tak butuh lagi celana adalah sakramen.

Celana yang tak kembali adalah testamen.

"Yah, maafkan aku. Celanamu terselip

di tetumpukan kata-kataku."

10. Akulah Si Telaga

Karya Sapardi Djoko Damono

Akulah sitelaga: belayarkan di atasnya;

Berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil yang menggerakkan bunga-bunga padma;

Berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya;

Sesampai di seberang sana, tinggalkan begitu saja

Perahumu biar aku yang menjaganya

Demikian 10 puisi tentang ayah yang bisa Anda jadikan sebagai inspirasi. Karena hadiah puisi terbaik untuk ayah adalah puisi hasil karangan Anda sendiri. Selamat hari Ayah.

Artikel ini ditulis oleh Rizky Munte peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads