Sosok ayah adalah figur seorang pria yang sangat kita kagumi dan memiliki peran sebagai orang tua dalam sebuah keluarga kita. Ayah memiliki peran penting dalam membimbing, mendukung, serta melindungi keluarga kita. Ayah juga disebut sebagai sosok pahlawan (hero) oleh anak-anak mereka.
Kira-kira hadiah apa yang cocok diberikan saat Hari Ayah 12 November 2023? Anda dapat memberikan sebuah puisi singkat untuk pria yang telah membesarkan dan menjagamu sejak kecil. Dengan puisi hasil karanganmu sendiri, Anda bisa mengungkapkan rasa terima kasihmu kepada sang ayah yang telah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhanmu.
Namun jika Anda merasa kesulitan, maka tidak perlu takut karena Anda bisa menjadikan beberapa puisi di bawah ini sebagai contoh dan inspirasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Sebuah Kamar
Karya Chairil Anwar
Sebuah jendela menyerahkan kamar ini
pada dunia. Bulan yang menyinar ke dalam
mau lebih banyak tahu.
"Sudah lima anak bernyawa di sini,
'Aku salah satu!"
Ibuku tertidur dalam tersedu,
Keramaian penjara sepi selalu,
Bapakku sendiri terbaring jemu
Matanya menatap orang tersalib di batu!
Sekeliling dunia bunuh diri!
Aku minta adik lagi pada
Ibu dan bapakku, karena mereka berada
di luar hitungan: Kamar begini,
3X4 m, terlalu sempit buat meniup nyawa
2. Untuk Ayah
Karya Intan Purnama
Negriku, di depan mata akan segera datang ayahmu
Bak mentari dan paginya yang cerah
Ayah baru akan menyayangimu,
Tanpa mengharapkan pengembalian darimu,
Tanpa merampas uang tabunganmu lagi.
Ayah, kami akan memilihmu esok hari
Ayah, jangan lagi biarkan kami lapar dan mengais disiang hari,
apa lagi meminta....
Ayah, jangan tegakan kami memeluk dingin di emperan jika malam menjelang
Ayah, buatkan dinding-dindang kokoh,
dengan kolong kasur, bukan lagi kolong jembatan
Ayah, didik kami dengan nada yang ramah, bukan lagi bentakan kasar dan tembakan
Ayah, Negri ini rumah kami dan engkau ayah kami
Ayah, hapuskan air mata kemiskinan kami dan peluk kami kedalam dada kepemimpinanmu
Ayah, kami anak negri yang mengharapkanmu
Yang mengenalkan kami pada ketauhidan
Jika kami bisa patuh pada Tuhan,
Maka kami akan tahu menghormati dan menyeganimu
Ayah, sayangi kami dan rumah ini...
Anak negri yang rindu akan kedamaian negri sendiri
3. Ayah, Pahlawan Hidupku
Karya Amelia Zelianti
Ayah...
Menguras keringat demi mencari nafkah
Untuk diriku yang masih kecil ini ayah
Menjagaku dan mengajariku arti kehidupan
Sang pahlawan hidupku
Melindungiku dari terpaan badai apapun
Rela menyembunyikan luka di hatinya
Ayah selalu memberi kebahagiaan
Ayah rela melakukan segalanya demi diriku
Ayah sanggup berkorban untuk langkah hidupku
Selalu menemani dan memberiku kekuatan
Ayah selalu ada di sampingku selamanya
Ayah jasamu akan kukekang di hati dan jiwaku
Ayahlah pahlawan hidupku
yang selalu berkorban dan menjaga setiap detik
4. Mata Hitam
Karya WS Rendra
Dua mata hitam adalah mata hati yang biru
Dua mata hitam sangat kental bahasa rindu
Rindu bukanlah milik perempuan melulu
Dan keduanya sama tahu, dan keduanya tanpa malu
Dua mata hitam terbenam di daging yang wangi
Kecantikan tanpa sutra, tanpa pelangi
Dua mata hitam adalah rumah yang temaram
Secangkir kopi sore hari dan kenangan yang terpendam
5. Setiap Ayah
Karya Alex R. Nainggolan
Di tubuh setiap ayah
Akan ada jalan pulang
Rumah yang bagai selimut
Dari kepala yang kusut
Telah ku gali-gali
Tangis yang kecut
Dan terduduk di sudut
Segala sesal yang sampai sekarang
Hanya tertunduk
Maka aku ingat ayah
Setiap percakapan
Yang abai kutafsirkan
Lalu ayah mengerubung
Si setiap hari
Bahkan bertahun setelah dirinya pergi
Di setiap mata ayah
Selalu ada kegembiraan
Meski hanya sebentar
Bertemu
Atau percakapan yang biasa saja
Dengan anaknya
6. Puisi Ayah Terhebat
Karya Dinda Nursifa
Beruntungnya aku memiliki ayah sepertimu
Semua yang engkau lakukan memberikan contoh yang baik
Selalu sabar dan penyayang pada keluarganya
Berdiri paling depan untuk kebenaran
Engkau adalah ayah terhebat
Rasanya tak pernah kau tunjukan wajah sedih
Senyum dan tawamu selalu terlihat dari bibirmu
Engkau selalu menebar kebaikan pada semua orang
Semangatmu pun tak pernah padam
Aku sayang sekali, wajah ayahku
7. Bait Sajak untuk Ayah
Karya Novi Aqila
Ayah...
Tulusnya nasehatmu tlah membingkai hatiku
Menuju lembah tinggi kedamaian
Dekapanmu telah meredam amarahku
Tak kuasa tangisku berderai
Kala ku ingat kata bijakmu
Kau jaga aku
Dari kotoran raga dan jiwa yang kan nodai aku
Kau rela diterpa deburan buih yang berlalu
Demi aku
Demi anakmu
Seakan tak pernah lelah kau
hapuskan tetes air mataku
Seakan tak pernah bosan
kau redamkan aku dari tangisan
Ku urai hati ini
Untukmu
Untuk segalanya yang tlah kau labuhkan
Pada Dermaga hidupku
Hanya sebentuk puisi dari ketulusan hati
Untukmu, ayah. Terima kasih.
8. Ayah
Karya Syifa Husnia Zahra
Yang mengumandangkan azan di telinga kecilku
Yang hingga saat ini aku bisa mendengar suara
Menungguku hingga letihnya badan
Mengajariku bagaimana caranya berjalan
Hingga saat ini aku bisa berjalan
Mengajariku bagaimana caranya berbicara
Hingga saat ini aku fasih berbicara
9. Perjamuan Petang
Karya Joko Pinurbo
Dua puluh tahun yang lalu ia dilepas ayahnya
di gerbang depan rumahnya.
"Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina.
Jangan pulang sebelum benar-benar jadi orang."
Dua puluh tahun yang lalu ia tak punya celana
yang cukup pantas untuk dipakai ke kota.
Terpaksa ia pakai celana ayahnya.
Memang agak kedodoran, tapi cukup keren juga.
"Selamat jalan. Hati-hati, jangan sampai
celanaku hilang."
Senja makin menumpuk di atas meja.
Senja yang merah tua.
Ibunya sering menangis memikirkan nasibnya.
Ayahnya suka menggerutu,
"Kembalikan dong celanaku!"
Haha, si bangsat akhirnya datang.
Datang di akhir petang bersama buku-buku
yang ditulisnya di perantauan.
Ibunya segera membimbingnya ke meja perjamuan.
"Kenalkan, ini jagoanku." Ia tersipu-sipu.
Saudara-saudaranya mencoba menahan tangis
melihat kepalanya berambutkan gerimis.
"Hai, ubanmu subur berkat puisi?" Ia tertawa geli.
Di atas meja perjamuan jenazah ayahnya
telentang tenang berselimutkan mambang.
Daun-daun kalender beterbangan.
"Ayah berpesan apa?" Ia terbata-bata.
"Ayahmu cuma sempat bilang, kalau mati ia ingin
mengenakan celana kesayangannya:
celana yang dulu kaupakai itu."
Diciumnya jidat ayahnya sepenuh kenangan.
Tubuh yang tak butuh lagi celana adalah sakramen.
Celana yang tak kembali adalah testamen.
"Yah, maafkan aku. Celanamu terselip
di tetumpukan kata-kataku."
10. Akulah Si Telaga
Karya Sapardi Djoko Damono
Akulah sitelaga: belayarkan di atasnya;
Berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil yang menggerakkan bunga-bunga padma;
Berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya;
Sesampai di seberang sana, tinggalkan begitu saja
Perahumu biar aku yang menjaganya
Demikian 10 puisi tentang ayah yang bisa Anda jadikan sebagai inspirasi. Karena hadiah puisi terbaik untuk ayah adalah puisi hasil karangan Anda sendiri. Selamat hari Ayah.
Artikel ini ditulis oleh Rizky Munte peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)