Desa Adat Besakih akan segera melakukan upacara pembersihan. Upacara itu digelar imbas adanya pendaki asal Semarang, Jawa Tengah (Jateng), bernama Alexander Bimo Haryotejo (60) yang tewas di Gunung Agung, Karangasem, Bali.
Bendesa Adat Besakih Jro Mangku Widiartha mengatakan pihaknya bersama seluruh prajuru dan juga jro mangku langsung melakukan paruman atau rapat setelah adanya informasi pendaki tewas di Gunung Agung.
Baca juga: Pendaki Asal Semarang Tewas di Gunung Agung |
"Rapat telah kami lakukan kemarin sore dan diputuskan akan melakukan upacara pembersihan yang akan dipusatkan di Pura Pengubengan dalam waktu dekat," kata Widiartha, saat dikonfirmasi, Kamis (14/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sarana upacara yang akan dipersembahkan adalah banten prayastista dan durmengala. Ritual juga akan diisi pecaruan mancawarna dengan menggunakan lima ayam berbeda warna.
"Untuk biaya terkait upacara pembersihan tersebut semuanya akan ditanggung oleh Desa Adat Besakih," ujar Widiartha.
Upacara pembersihan kemungkinan akan digelar dalam tiga hari ke depan. Namun waktu pastinya masih mencari kesepakatan, mengingat Desa Adat Besakih juga akan melaksanakan Karya Ida Bhatara Turun Kabeh.
Widiartha berharap tidak ada lagi pendaki yang tewas di Gunung Agung. Ia menyarankan masyarakat atau wisatawan yang ingin melakukan pendakian agar menggunakan jasa pemandu. Tujuannya, jika terjadi sesuatu bisa cepat mendapat penanganan sehingga tidak sampai meninggal.
"Pendaki yang meninggal ini sepertinya naik secara sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan pemandu, kalau diketahui pemandu pasti tidak akan diizinkan naik jika melihat usianya yang sudah 60 tahun," ucap Widiartha.
Sebelumnya, Alexander ditemukan tewas di Gunung Agung. Penyebab kematiannya diperkirakan karena hipotermia mengingat cuaca di Gunung Agung dalam beberapa hari terakhir sangat ekstrem, cuaca dingin berkabut, angin kencang dan sempat terjadi badai.
(hsa/dpw)