Staf Ahli Menkominfo Bidang Sosial, Ekonomi, dan Budaya R Wijaya Kusumawardhana membeberkan ciri-ciri pemilih cerdas dalam acara #DemiIndonesia Cerdas Memilih di Denpasar. Menurut dia, pemimpin yang berkualitas tak lepas dari pemilih yang juga berkualitas dan cerdas.
"Pemimpin yang terpilih nanti sangat ditentukan dari kualitas pemilihnya. Pemilu substansial ditandai dengan pemilih yang cerdas, di mana pemilih yang cerdas akan mampu memilih pemimpinnya tentu berkualitas," ungkapnya di Aston Denpasar Hotel & Convention Center, Denpasar, Bali pada Kamis (1/2/2024).
Dari situ, Wijaya pun mengajak audiens untuk memahami ciri-ciri pemilih yang cerdas. Salah satu yang utama adalah pemilih harus memahami visi dan misi serta program kerja yang ditawarkan calon pemimpin dengan cermat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama, bisa menyimak dengan cermat visi misi dan program kerja yang ditawarkan oleh para calon pemimpin. Memahami apakah visi, misi, dan program itu sekadar janji manis belaka atau secara rasional dapat diwujudkan sesuai nalar mereka. Ini merupakan karakter generasi Z yang ada saat ini," lanjutnya.
Ciri selanjutnya, Wijaya menekankan pemilih tidak fokus pada popularitas calon saja. Melainkan juga memahami komitmen calon pemimpin yang akan dipilih.
"Pemilih cerdas tidak meletakkan pilihan hanya pada popularitas calon pemimpin atau hanya mengandalkan tawaran janji kebijakan yang sifatnya sesaat. Mereka memahami rencana dan komitmen calon pemimpin terhadap masa depan bangsa dan negara ini," paparnya.
Pemilih cerdas, lanjut dia, juga diharapkan tidak terjebak pada fanatisme sesaat dan sempit yang dapat memicu perpecahan. Wijaya menegaskan, pemilih cerdas harus mampu berpikir kritis terhadap beragam informasi di dunia digital, bisa membedakan mana informasi yang benar dan hoaks.
"Pemilih yang cerdas tidak terjebak dalam fanatisme sempit dan waspada atas berbagai provokasi yang membuat mereka mudah tersulut emosi atau terjebak pada debat yang tak berkesudahan," kata Wijaya.
Terakhir, Wijaya menyinggung soal money politic. Dia mengatakan pemilih cerdas harus menolak praktik politik uang yang justru akan melanggengkan korupsi.
"Pemilih yang cerdas pasti akan berani menolak politik uang karena mereka paham suara mereka tidak dapat dibeli," tegasnya.
Event #DemiIndonesia Cerdas Memilih merupakan kerja sama detikcom dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Kegiatan ini telah dan akan berlangsung di beberapa kota, termasuk Denpasar sebagai kota ke-8 dari 10 kota.
Event ini dimeriahkan dengan talkshow bertajuk #PemiluDamai2024 yang mengundang sejumlah pembicara. Salah satunya, Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Sosial, Ekonomi dan Budaya R Wijaya Kusumawardhana.
Dipandu oleh Pemred detikcom Alfito Deannova, talk show #DemiIndonesia Cerdas Memilih juga menghadirkan Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya yang diwakili oleh Asisten I Pemerintah dan Kesra Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra; Ketua KPU Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan; dan Ketua Bawaslu Bali I Putu Agus Tirta Suguna.
Turut menghadiri acara, Rektor Universitas Udayana Ngakan Putu Gede Suardana; Kapolda Bali yang diwakili oleh Kepala Biro Operasi Polda Bali Kombes Pol. Soelistijono; Pangdam IX/Udayana yang diwakili Perwira Menengah Ahli Bidang Hukum dan Humaniter Kodam IX/Udayana Kolonel Kav TNI Joni Harianto.
Acara ini didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dan Telkomsel.