.webp)
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra Bali Made Muliawan Arya alias De Gadjah meanti-wanti para calon legislatif (caleg) se-Bali untuk mengutamakan kemenangan Prabowo-Gibran. Menurutnya, itu adalah bentuk perjuangan seorang kader untuk mengedepankan kepentingan yang lebih besar.
"Berjuang lebih besar dulu, kami selalu mengedepankan Prabowo-Gibran dulu, setelah itu baru partai dan kita sendiri," kata De Gadjah seusai memimpin rapat konsolidasi caleg Partai Gerindra se-Bali di Denpasar, Selasa (30/1/2024).
Menurut De Gajah, Gerindra Bali beserta kader-kadernya sudah solid dengan tiga komando dari pusat turun ke DPD, DPC hingga PAC untuk bekerja keras. De Gajah menyebut ada Prabowo-Gibran effect yang terjadi di Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Serta Prabowo effect, Gibran effect, dan juga tren positif selama ini. Jokowi juga, solidaritas kader karena belajar dari Pilpres 2014 dan 2019," ungkapnya.
Apalagi, kedatangan Gibran dua kali ke Bali menurutnya bisa mengontrol suara di Bali. "Saya rasa membantu," imbuhnya.
Saat rapat, De Gajah juga berpesan kepada seluruh caleg untuk tetap mawas diri dan tidak boleh menjelekkan rival lain. De Gajah juga mengingatkan para caleg untuk tidak terlalu jumawa melihat hasil survei.
"Kami harus berjuang keras terus agar bisa membuktikan bahwa survei benar dan melebihi dari hasilnya," lanjut ketua TKD Prabowo-Gibran Bali itu.
Gerindra Bali juga mempunyai target lain selain memenangkan pasangan Prabowo-Gibran. Target itu berupa merebut dua kursi DPR RI Dapil Bali, minimal 10 kursi DPRD Bali dan ada dua kabupaten yang masih didorong untuk mendapatkan maksimal 12 kursi.
Sayangnya De Gajah enggan menyebutkan dua kabupaten tersebut. "(Dua kabupaten juru kunci) ya ada lah kabupaten yang mudah-mudahan bisa (target) nggak usah disebutlah," ujarnya sambil tertawa.
Di sisi lain, De Gadjah menegaskan ada sanksi yang akan diterima bagi caleg yang tidak hadir. Caleg yang absen ketika rapat konsolidasi tidak akan dilantik jika terpilih menjadi anggota dewan.
"Beberapa tidak hadir cuma 10 persennya. Ya pasti sanksi mungkin yakin nggak lolos makanya nggak datang, sanksinya mungkin nggak dilantik ya," tandasnya.
(hsa/nor)
