Sekolah swasta di Kota Denpasar kekurangan guru akibat banyak yang lolos Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2023. Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Negeri dan Swasta Kota Denpasar mengusulkan agar guru yang lolos PPPK ditempatkan kembali di sekolah swasta.
Wakil Ketua MKKS Negeri dan Swasta sekaligus Pengurus Sekolah Swasta Kota Denpasar, I Gede Eka Nuryada, menjelaskan saat ini SMP swasta di Denpasar kekurangan guru mencapai 100 orang lebih. Khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), hingga Bimbingan Konseling (BK).
MKKS Negeri dan Swasta mencatat kekurangan guru terbanyak di Denpasar terjadi di SMP Widya Sakti Denpasar. Sebab, ada 12 guru yang lolos PPPK pada Desember 2023 dan SK akan keluar pada Februari 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau di SMP Sapta Andika kami masih terima guru yang sudah lulus PPPK untuk masih bisa mengajar sebelum ada penempatan. Tapi, bagi sekolah yang sudah memutuskan hubungan kerja sama dengan guru yang sudah mendapatkan PPPK kan dilema sekarang," ujar Eka saat dihubungi detikBali, Senin (29/1/2024).
Eka menilai kondisi tersebut juga akan diperparah dengan jumlah guru pensiun di 2024 yang mencapai ratusan orang untuk jenjang SD dan SMP. Menurutnya, kekurangan guru akan berakibat pada lumpuhnya pembelajaran di sekolah swasta.
Eka telah berkoordinasi dengan Disdikpora Kota Denpasar agar mencarikan guru untuk ditempatkan di sekolah swasta. Bahkan, Disdikpora juga telah mencari ke universitas yang menghasilkan lulusan guru.
"Yang mendaftar itu hanya guru mata pelajaran Bahasa Inggris saja. Sampai Pak Kadis (Dikpora) juga menghubungi Kepala Dinas Gianyar, Klungkung, dan Badung," akunya.
Eka juga telah menghubungi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), namun hasilnya masih nihil. Dia memandang saat ini guru lebih memilih melamar PPPK ataupun menjadi guru honor di sekolah negeri.
"Ini mengakibatkan sekolah swasta kosong gurunya. Jadi, secara otomatis di dalam proses belajar mengajar tidak bisa berjalan kalau itu sudah ditempatkan," ungkapnya.
Disinggung soal kesejahteraan guru di sekolah swasta, Eka mencontohkan kondisi di SMP Sapta Andika Denpasar yang dia pimpin saat ini. Menurutnya, gaji guru di sekolahnya telah di atas UMR.
Eka juga mengusulkan agar guru honorer di sekolah negeri diangkat menjadi PPPK. Sehingga, tidak mengambil seluruhnya dari sekolah swasta. Sebab, Eka melihat masih ada guru honorer yang tidak lulus PPPK.
"Yang tidak lulus ini luluskan saja menjadi PPPK dan otomatis guru-guru swasta tidak ada lagi yang melamar menjadi PPPK. Atau kita balik. Bagi guru-guru yang tidak lulus PPPK di negeri buang saja ke swasta untuk menutupi kekurangan, kan tidak masalah jadinya. Kenapa sekarang membebani APBD Kota Denpasar kalau model seperti itu," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Disdikpora Kota Denpasar Ni Made Ayu Agustini menuturkan ada 483 guru yang lolos PPPK 2023 dari formasi yang dibuka sebanyak 594.
"Jadinya, kami masih tetap ada kekurangan guru. Kami juga menghitung guru yang pensiun (di 2024 ada 180 guru yang pensiun)," katanya.
Ayu mengaku kekurangan guru di sekolah swasta bukanlah wewenang dan ranah Disdikpora. Sebab, Disdikpora hanya berwenang pada sekolah negeri. Meski demikian, Disdikpora Denpasar mulai memetakan atau mengatur kekurangan guru.
"Misalnya, kurang sekali di sana kan ada dana BOS yang bisa dimanfaatkan atau kepala sekolah merapatkan kembali di lingkungan sekolah. Apabila orang tua siswa artinya dengan kesepakatan dan mau membantu terkait dengan pemenuhan guru, monggo. Kalau tidak, kami tidak memaksakan karena untuk penggajian dana BOS harus ada persyaratan khusus," papar Ayu.
Namun, Ayu meminta agar pihak sekolah tidak mengiming-imingi guru tersebut dengan pengangkatan PNS atau PPPK. Selain itu, Ayu juga telah membuat laporan ke Wali Kota Denpasar.
"(Berkoordinasi dengan kabupaten lain) Juga sama-sama minus. Pada saat kami Rakor terkait dengan pengangkatan formasi PPPK kondisinya sama seperti kami. Tidak hanya di Denpasar saja yang kekurangan guru," akunya.
(nor/gsp)