Pelabuhan Sampalan dan Bias Munjul di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, bakal menerapkan pelayanan e-ticketing. Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas II Nusa Penida menargetkan transaksi di Pelabuhan Sampalan dan Bias dapat sepenuhnya cashless pada tahun ini.
Kepala Kantor UPP Kelas II Nusa Penida Ni Luh Putu Eka Suyasmin menjelaskan penerapan e-ticketing terbilang penting. Hal itu berdampak pada penertiban aktivitas di pelabuhan terkait embarkasi.
"Kami harus meyakinkan semua penumpang bawa tiket. Harapan kami juga tiket sudah online dan tidak manual lagi. Itu untuk mengantisipasi terjadinya kelebihan kapasitas penumpang di kapal," kata Eka di salah satu hotel bilangan Sanur, Kota Denpasar, Bali, Kamis (25/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eka juga berharap pelayanan melalui e-ticketing dapat mencegah antrean panjang di pelabuhan sekaligus memberikan kepastian jadwal keberangkatan kapal kepada penumpang.
Menurut Eka, beberapa pelabuhan kecil di Nusa Penida sebenarnya telah lebih dahulu menerapkan pelayanan e-ticketing yang bekerja sama dengan aplikator lain. Kantor UPP Kelas II Nusa Penida kini bekerja sama dengan PT Mitra Kasih Perkasa sebagai aplikator e-ticketing di Pelabuhan Sampalan dan Bias Munjul.
"Kami tidak menutup kemungkinan untuk bekerjasama (dengan aplikator lain) karena di SE Dirjen sendiri kami diarahkan untuk tidak boleh monopoli. Kami memberikan keleluasaan bilamana ada aplikator yang mau bekerja sama dengan penyelenggara pelabuhan dalam hal ini UPP Nusa Penida," terangnya.
CEO & Co-founder PT Mitra Kasih Perkasa Nicholas Anggada mengungkapkan pihaknya akan membidik pelabuhan-pelabuhan lain pascapenandatanganan kerja sama dengan UPP Kelas II Nusa Penida. Kusamba menjadi salah satu pelabuhan yang disasar.
"Tantangan (penerapan pelayanan selama ini) pasti literasi dari rekan-rekan operator karena menerapkan e-ticketing ini artinya kami menggunakan platform baru," ungkapnya.
Menurutnya, operator akan melakukan pendataan secara manual sebelum diterapkan e-ticketing. Namun, kini semuanya akan terintegrasi dalam satu device PT Mitra Kasih Perkasa. Semua data penumpang terintegrasi dengan server Direktorat Lalu Lintas Laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Sistem ini pun telah terhubung kepada empat mobile banking Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Sistem juga telah terhubung dengan global distribusi di Singapura yang telah bekerja sama dengan online travel agent global.
"Nantinya tiket dari rekan-rekan operator ini kami distribusikan sampai ke sana. Jadi menjangkau puluhan juta user baru yang selama ini mungkin didapatkan hanya melalui WhatsApp atau website milik operator untuk melakukan pemesanan," imbuhnya.
Nicholas juga mengeklaim bahwasanya data penumpang serta data lainnya dipastikan aman. Sebab, pihaknya mengimplementasikan sistem e-ticketing dalam tiga tahapan.
Tahapan pertama yaitu perubahan dari karcis manual menjadi e-ticket untuk memastikan one man one ticket yang berlaku di area pelabuhan. Tahapan kedua yakni inventarisasi ketersediaan tempat duduk penumpang setiap jadwal dan kapal terkoneksi dengan e-ticketing. "Sehingga, output yang dihasilkan one man one ticket one seat," imbuhnya.
Kemudian tahapan ketiga omnichannel distribution, yaitu ticket dapat terdistribusi di platform seperti mobile banking hingga web booking dan online travel agent (OTA). "Jadi, one man one ticket one seat multi platform," imbuhnya.
(dpw/hsa)