"Tahunya dari pihak Dinsos Denpasar. Awalnya saya disuruh ambil sembako dulu ke kelurahan. Terus hari keduanya itu tiba-tiba di-WA (WhatsApp), pihak Dinsos 'akibat kamu nyaleg semuanya diputus' begitulah kira-kira bahasanya," kata Dewi, Sabtu (6/1/2024).
Dewi sendiri maju sebagai caleg DPRD Bali dari Partai Gerindra. Tukang parkir itu akan bertarung di Dapil Kota Denpasar.
Dewi mengaku terkejut dengan pemutusan dana bansos itu. Dia juga kecewa karena selama ini dia menjadi tulang punggung keluarga setelah suaminya meninggal dunia pada 2021.
Ia mempertanyakan posisinya sebagai warga negara yang tidak berhak mencalonkan diri sebagai wakil rakyat. "Apakah (bansos diputus) karena saya nyaleg? Jadi orang miskin seperti saya tidak boleh nyaleg?" kata Dewi heran.
Dia menduga, bansos untuknya diputus karena partai yang mengusungnya bukan partai penguasa di Bali. Dia mengatakan, ada kemungkinan jalannya sebagai caleg sengaja dipersulit.
"Saya sama sekali tidak paham dan ingin mendapatkan penjelasan yang seterang-terangnya dari Dinas Sosial Pemkot Denpsar," ungkapnya.
Padahal, dari tempatnya bekerja di Perumda Bhukti Praja Sewakadarma tidak mempermasalahkan ketika ia izin mendaftarkan diri sebagai caleg. Oleh sebab itu, ia masih mempertanyakan hal tersebut kepada Ketua Gerindra Bali De Gadjah untuk diteruskan ke Dinas Sosial Pemkot Denpasar.
Selain itu, ia sempat bercerita alasan mencalonkan diri sebagai wakil rakyat. Dewi mengaku tidak mempunyai modal sama sekali untuk maju di DPRD Bali.
"Jujur saya tidak punya modal nyaleg di Pemilu 2024 ini. Saya mendapatkan kepercayaan dari Bapak Ketua DPD Gerindra Provinsi Bali ," terang perempuan dua anak itu.
Ditanya soal dana kampanye seperti baliho dan alat peraga kampanye lainnya, dia mengaku semua ditanggung oleh Gerindra.
(dpw/dpw)