Perairan Buleleng, Bali, diduga menyimpan cadangan minyak dan gas bumi (migas). PT Technical Geophysical Services (TGS) akan melakukan survei selama sebulan di lokasi tersebut.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng Gede Putra Aryana mengatakan survei ini dilakukan di sepanjang perairan Buleleng. Mulai dari perairan Desa Sumberkelampok, Kecamatan Gerokgak, sampai Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, sepanjang 157,05 kilometer.
Selama proses survei, rumpon milik nelayan setempat yang terkena jalur survei akan dibersihkan untuk sementara waktu. Sehingga tidak mengganggu proses survei.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itulah yang akan disurvei," kata Aryana saat dikonfirmasi detikBali, Minggu (31/12/2023).
Menurutnya, seluruh rumpon yang terkena jalur survei akan diangkut menuju Pelabuhan Celukan Bawang. Rumpon-rumpon itu kemudian akan diidentifikasi oleh pemiliknya.
Sementara ganti rugi yang diberikan untuk pemilik rumpon, kata Aryana, nilainya bervariasi. Tergantung jarak rumpon dari daratan.
"Per kecamatan berbeda-beda ada yang Rp 32 juta, ada yang Rp 12,6 juta, Rp 19 juta, Rp 29 juta, Rp 33 juta. Itu bervariasi Rp 12 juta sampai Rp 33 juta," jelasnya.
Selain itu berdasarkan hasil negosiasi yang alot, pemilik rumpon juga akan mendapatkan kompensasi sebesar Rp 1 juta sebulan. Kompensasi diberikan karena nelayan tidak bisa mencari ikan setelah rumpon mereka dibersihkan.
"Waktu itu diskusinya alot, soal kompensasinya. Termasuk juga biaya ganti rugi selama rumpon itu tidak bisa digunakan. Misalnya satu hari menghasilkan Rp 100 ribu-200 ribu disepakati Rp 1 juta sebulan, kan surveinya satu bulan," tandasnya.
Sementara itu, salah satu nelayan asal Kecamatan Tejakula, Gede Wisaya, mengatakan belum mengetahui jumlah kompensasi yang diberikan. Namun, ia berharap kompensasi yang diberikan sesuai dengan modal yang dikeluarkan untuk membuat rumpon.
"Punya dua rumpon. Kena keduanya (jalur survei). Harapan saya supaya ganti ruginya sesuai dengan modal membuat rumpon. Biaya (modalnya) itu beda-beda, kalau di tengah Rp 25 juta, di pinggir Rp 15 juta. Bahkan ada juga yang Rp 35 juta," ujarnya
(nor/nor)