Bunga flamboyan bermekaran kini menghiasi sepanjang Jalan Taman Pancing, Denpasar, Bali. Deretan pohon flamboyan yang berjejer rapi dan rimbun itu menjadi daya tarik bagi masyarakat.
Olivia (20), salah satu warga, mengaku datang ke kawasan tersebut setelah melihat kecantikan pohon flamboyan di Taman Pancing melalui media sosial. Sore itu, Olivia datang bersama pasangannya yang hendak memancing di sepanjang sungai Taman Pancing.
"Pohonnya bagus dan cantik-cantik, suasananya seperti di Jepang," ujar perempuan asal Singaraja, Buleleng, itu pada Selasa (19/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Komunitas Tukad Badung I Ketut Suastika mengatakan pohon flamboyan di sepanjang Taman Pancing Denpasar telah ada sejak 2016. Ia menyebut jumlah pohon flamboyan di bantaran timur dan barat Taman Pancing mencapai 500 pohon.
Suastika mengatakan flamboyan mulai bermekaran sejak November-Maret. "Suasananya di sini seperti di Jepang jadi, Taman Pancing ini Bali-nya Jepang. Ada pemandangan sungai dan bisa melihat pemandangan Gunung Agung yang bagus sekali untuk spot foto," katanya.
Selain menjadi daya tarik, menurutnya pohon flamboyan juga berfungsi untuk mengurangi abrasi air sungai. Tak hanya itu, guguran bunganya juga dapat dijadikan sebagai pupuk alami.
Menurutnya, waktu terbaik mengunjungi Taman Pancing adalah pada sore hari sejak pukul 15.00 Wita. "Mumpung ada rekreasi di perkotaan ya mereka bermainnya di Taman Pancing dan ini gratis tidak dipungut biaya sama sekali," sebut Suastika.
32 Tangga Liar Dibongkar
Sebanyak 32 tangga liar di sepanjang jogging track kawasan timur Taman Pancing dibongkar. Pembongkaran dilakukan Camat Denpasar Selatan I Made Sumarsana bersama dengan tim Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Selasa (19/12/2023).
Sumarsana mengatakan puluhan tangga liar tersebut turut mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur sungai. Selain itu, pembongkaran dilakukan sebagai upaya untuk menata sungai berdasarkan infrastruktur yang telah ditetapkan.
"Pihak Balai Wilayah Sungai Bali-Penida langsung terlibat dalam langkah pembongkaran ini. Mengingat, mereka memiliki kewenangan dan kebijakan dalam wilayah sungai dan dari pihak Kecamatan Densel Camat sebagai pendamping proses kewilayahan," kata Sumarsana seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa.
Dia menjelaskan 32 tangga liar yang telah dibongkar itu merupakan konstruksi yang dibuat oleh warga untuk mempermudah akses turun ke sungai. Sumarsana mengaku bakal terus memberikan imbauan kepada masyarakat untuk mengantisipasi kemunculan tangga liar di kemudian hari.
"Diharapkan, masyarakat lebih sadar akan dampak negatif tangga liar terhadap infrastruktur sungai dan kolaborasi antara kecamatan dan Balai Wilayah Sungai Bali-Penida dapat menjadi contoh sinergi dalam menjaga kelestarian lingkungan," imbuhnya.
(iws/dpw)