Gus Samsudin Diduga Praktik Pengobatan Tanpa Izin Setelah Satu Pasien Tewas

Regional

Gus Samsudin Diduga Praktik Pengobatan Tanpa Izin Setelah Satu Pasien Tewas

Tim detikJatim - detikBali
Jumat, 15 Des 2023 14:03 WIB
Pengasuh Padepokan Nur Dzat Sejati Gus Samsudin Jadab
Gus Samsudin. Foto: Fima Purwanti/detikJatim
Denpasar -

Gus Samsudin diduga membuka praktik pengobatan tanpa izin. Dugaan itu muncul setelah seorang perempuan berinisial SWI (59) ditemukan tewas di kamar mandi Pondok Nuswantoro milik Gus Samsudin di Blitar, Jawa Timur, Senin (11/12/2023)

Dikutip dari detikJatim, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Blitar Christine Indrawati menegaskan praktik pengobatan milik Gus Samsudin tersebut tak mengantongi izin.

"Kami akan cek kembali apa benar buka praktik pengobatan lagi. Kalau iya kan salah itu, karena tidak punya izin, tapi kok tetap (buka) praktik pengobatan," kata Christine saat dikonfirmasi detikJatim, Jumat (15/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Christine menyebut pihaknya akan melakukan pengecekan dengan mendatangi Pondok Nuswantoro milik Gus Samsudin itu. Petugas akan memastikan apakah benar ada praktik pengobatan yang dilakukan di pondok tersebut.

"Nanti akan dicek ke lokasi, apakah benar ada (pengobatan) atau tidak," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Christine, Dinkes Kabupaten Blitar belum menerbitkan izin praktik pengobatan atas nama Pondok Nuswantoro. Sementara, izin praktik pengobatan milik Gus Samsudin sudah dicabut pada Agustus 2022 karena menimbulkan kontroversi.

"Belum (ada izin) lagi. Waktu itu izinnya kan pijat tradisional, tapi kenyataannya tidak melakukan pijat. Kemudian, ada kontroversi dengan masyarakat dan akhirnya dicabut (izinnya)," jelasnya.

Selain itu, lanjut Christine, pihaknya juga akan meminta keterangan terkait kronologi adanya warga Surabaya yang ditemukan tewas di Pondok Nuswantoro milik Gus Samsudin tersebut.

"Tapi kami tidak dalam posisi untuk menilai benar apa salah, apa ada terapi yang diberikan (kepada korban). Hanya akan pengumpulan informasi dan kronologi saja," pungkasnya.

Kronologi Tewasnya Pasien Gus Samsudin

Evakuasi jenazah tewas di pondok Gus Samsudin Blitar.Evakuasi jenazah tewas di pondok Gus Samsudin Blitar. Foto: Istimewa/Dok. Polsek Lobar)

Kapolsek Lodoyo Barat (Lobar) Iptu Dwi Purwanto membeberkan kronologi kejadian ini. Pihaknya menerima laporan dari keluarga bahwa SWI tak pulang seusai pamit berobat ke Gus Samsudin.

"Kejadian Senin (11/12/2023) kemarin, sekitar pukul 20.00 WIB. Korban ditemukan setelah keluarga dengan petugas kepolisian mengecek kamar mandi umum, dan benar korban (tewas)," kata Purwanto, Kamis (14/12/2023).

Awalnya, korban pamit kepada keluarga untuk berobat di Pondok Nuswantoro Kademangan yang diketahui diasuh oleh Gus Samsudin. Korban berangkat seorang diri pada Sabtu (9/12/2023).

Karena tak kunjung pulang ke rumah, keluarga korban berusaha mencari keberadaan korban dengan mendatangi Pondok Nuswantoro Kademangan pada Senin (11/12/2023).

"Keluarga tanya ke petugas dan benar korban telah mengisi buku tamu, tapi tidak ada di tempat. Kemudian keluarga lapor ke kami, dan kami tindak lanjuti ke tempat Pondok Nuswantoro itu. Saat dicek CCTV, korban terlihat masuk ke kamar mandi hari Sabtu (9/12/2023) malam," terangnya.

Setelah mendapat petunjuk, polisi dan keluarga korban mendatangi kamar mandi umum itu. Didapati sebuah bilik kamar mandi yang terkunci dari dalam. Petugas pun mendobrak pintu kamar mandi itu dan menemukan korban telah meninggal.

"Korban dievakuasi, kemudian Tim Inafis dan petugas kesehatan Puskesmas Kademangan melakukan pemeriksaan. Hasilnya, tidak ditemukan kejanggalan dan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban," jelasnya.

Berdasarkan keterangan keluarga, ujar Dwi, korban menderita sejumlah penyakit yang tak kunjung sembuh. Seperti darah tinggi, kolesterol, dan sesak napas. Selanjutnya hal itu disesuaikan dengan hasil pemeriksaan dari tim Inafis dan nakes.

"Keterangan keluarga memang memiliki riwayat penyakit. Kemudian korban meninggal dunia diperkirakan karena sakit," imbuhnya.

Dwi menjelaskan keluarga korban menolak dilakukan autopsi terhadap jenazah dan menerima kematian korban sebagai musibah. Jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka di Surabaya untuk proses pemakaman.

"Jenazah langsung dibawa ke Surabaya, termasuk dengan barang-barang korban yang juga ditemukan masih utuh. Keluarga tidak bersedia dilakukan autopsi," katanya.

Selengkapnya baca di sini.




(nor/gsp)

Hide Ads