Balai Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar menyebut beberapa kecamatan di Karangasem dan Buleleng masuk kategori kekeringan ekstrem atau 60 hari tanpa hujan. Padahal, sebagian wilayah Bali sudah masuk musim hujan dan terkena longsor.
"Kabupaten Karangasem tidak hujan 105 hari (Kecamatan Perasi), Kabupaten Buleleng 77 hari (Kecamatan Tejakula dan Sambirenteng)," ujar Kepala Bidang Data dan Informasi Balai BMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya melalui siaran pers, Jumat (1/12/2023).
Sebelumnya, BBMKG Wilayah III Denpasar memprediksi puncak musim hujan di Bali terjadi pada Januari hingga Februari 2024. "Terdapat potensi hujan ringan-sedang tidak merata di sebagian besar wilayah Bali dan suhu udara berkisar 24-33 derajat celsius dengan kelembapan udara antara 55-95 persen," kata Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah bencana alam lantaran tingginya curah hujan mulai terjadi di Bali. Longsor menimpa rumah warga di Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli, Kamis malam (30/11/2023). Akibatnya, pasangan suami istri (pasutri) lanjut usia (lansia) bernama Wayan Suaba (63) dan Ni Nengah Paris (60) tewas.
Selain itu, hujan yang mengguyur wilayah Tegallalang, Gianyar, Bali, sejak Kamis (30/11/2023) hingga Jumat (1/12/2023) dini hari mengakibatkan longsor di sejumlah titik. Lokasi longsor terparah terjadi di Desa Kenderan, Kecamatan Tegalalang, di mana pohon tumbang dan tanah longsor setinggi 8 meter dan lebar 6 meter, menutup akses jalur wisata.
(gsp/hsa)