Sosok Ni Luh Djelantik yang Langgar Aturan gegara Masuk TPD Ganjar-Mahfud Bali

Sosok Ni Luh Djelantik yang Langgar Aturan gegara Masuk TPD Ganjar-Mahfud Bali

Ni Made Maheswari Anindya Putri - detikBali
Rabu, 29 Nov 2023 16:29 WIB
Niluh Djelantik saat mengungkapkan alasannya keluar dari NasDem, Kamis (6/10/2022).
Ni Luh Djelantik. Foto: Chairul Amri Simabur/detikBali
Denpasar -

Ni Luh Djelantik kembali menjadi sorotan publik setelah namanya masuk dalam struktur Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar Pranowo-Mahfud Md Bali. Calon anggota DPD RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Bali itu dianggap melanggar Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) karena masuk dalam tim kampanye Ganjar-Mahfud.

Ia seharusnya tak masuk tim kampanye karena telah menjadi calon anggota DPD RI. Menurut Pasal 20 PKPU Nomor 15 Tahun 2023 tentang Kampanye Pemilihan Umum, calon anggota DPD tidak dapat melaksanakan kampanye pemilu anggota DPR, anggota DPRD provinsi, dan anggota DPRD kabupaten/kota, serta kampanye pemilu presiden dan wakil presiden.

Lantas, bagaimana sosok dan perjalanan politik Ni Luh Djelantik? Berikut ulasannya.

Seorang Desainer Kondang

Sebelum terjun ke dunia politik, Ni Luh Djelantik dikenal sebagai desainer dan pengusaha sepatu kondang di Tanah Air. Karyanya bahkan dikenal hingga mancanegara dan digunakan oleh artis ternama Hollywood seperti Paris Hilton hingga Julia Roberts.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perempuan bernama lengkap Niluh Putu Ary Pertami Djelantik itu lahir pada 15 Juni 1975. Ia menempuh pendidikan di Universitas Gunadarma Jakarta sembari bekerja. Tamat kuliah, ia pulang ke Bali dan bekerja di perusahaan busana milik seorang berkebangsaan Amerika Serikat.

Pernah Bergabung dengan Partai NasDem

Setelah malang melintang sebagai seorang desainer, Ni Luh Djelantik pun mulai terjun ke dunia politik. Ia bergabung dengan Partai NasDem pada 2018.

ADVERTISEMENT

Ni Luh memutuskan hengkang dari partai besutan Surya Paloh itu pada Oktober 2022. Ia mengundurkan diri setelah NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024. Pengalamannya dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu menjadi salah satu pertimbangannya.

Ia mengaku mendapat intimidasi saat mendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat Pilkada Jakarta 2017. Seperti diketahui, ketika itu Ahok bertarung sebagai calon gubernur DKI Jakarta dan bersaing dengan Anies Baswedan.

Ni Luh mengungkapkan keputusannya keluar dari NasDem semata-mata demi prinsip. Terlebih, ia telah menyatakan akan keluar dari NasDem bila Anies Baswedan dideklarasikan sebagai capres. Pernyataan itu ia keluarkan beberapa tahun sebelum menyatakan mengundurkan diri.

"Jadi saya tidak ada masalah dengan NasDem. Partai itu rumah yang mulia dan indah. Cuma saya tidak bisa terima cara-cara politik yang dijalankan dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu," kata Ni Luh di kediamannya pada 6 Oktober 2022.

Maju Jadi Calon DPD RI

Seusai hengkang dari NasDem, Ni Luh Djelantik memutuskan maju sebagai calon DPD RI Dapil Bali. Ia mendaftarkan diri sebagai bakal calon legislatif (bacaleg) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali pada 10 Mei 2023. Ketika itu, Ni Luh datang bersama lima orang dari timnya.

Ni Luh menegaskan pendaftarannya sebagai awal dari perjuangan untuk warga Bali. "Bagaimana kami bersama-sama akan mewujudkan Bali yang bermartabat, rakyat terhormat, sejahtera, dan berbahagia, tanpa terkecuali," kata Ni Luh ketika itu.

Dari 18 bacaleg DPD Dapil Bali periode 2024-2029, Ni Luh menjadi satu-satunya calon perempuan. Dia pun optimistis akan merebut kursi DPD RI Dapil Bali. Bahkan, ia menjanjikan warga Bali bahwa ia tidak akan mengambil gaji atau tunjangan yang diperolehnya jika terpilih menjadi seorang senator.

"Berkali-kali saya sampaikan kepada masyarakat, Ni Luh tidak akan mengambil sepeser pun gaji dan tunjangannya," tegas dia.

Seluruh gaji dan tunjangan, kata dia, akan diserahkan sepenuhnya untuk kepentingan rakyat Bali. "Termasuk salah satunya bagaimana kami akan melakukan pendampingan dan juga penempaan generasi muda Bali agar siap menjadi pelayan masyarakat," pungkasnya.

Diduga Langgar Aturan karena Masuk TPD Ganjar-Mahfud Bali

Kini, Ni Luh Djelantik diduga melanggar aturan karena namanya masuk dalam daftar TPD Ganjar-Mahfud Bali. Sebagai calon DPD, Ni Luh seharusnya tidak terlibat dalam tim kampanye capres-cawapres.

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) membenarkan nama Ni Luh Djelantik masuk dalam daftar struktur Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud Bali. Nama Ni Luh tercantum dalam salinan SK TPN Ganjar yang diterima Bawaslu.

"Benar nama (Ni Luh Djelantik) tersebut (ada). Yang diserahkan ke KPU itu, memang sama yang kami terima di Bawaslu," ujar Ketua Bawaslu Bali I Putu Agus Tirta Suguna, Rabu (29/11/2023).

Agus mengungkapkan Bawaslu telah berkoordinasi dengan KPU Bali untuk menindaklanjuti saran dari dugaan pelanggaran PKPU itu. "Bawaslu Bali sudah menyiapkan saran perbaikan kepada KPU agar KPU bisa memperbaiki nama yang bersangkutan tidak masuk dalam tim kampanye Ganjar-Mahfud," jelas Agus.

Terpisah, Ni Luh mengaku tak tahu namanya masuk dalam daftar tim pemenangan Ganjar-Mahfud di Bali. Ia pun akan mengonfirmasi hal itu kepada Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid. Ni Luh mengaku mendengar namanya masuk TPD dari media.

"Mbok justru dikirim sama media. Makanya sekarang Mbok akan konfirmasikan kembali ke TPN. Makanya Mbok juga nggak ada statemen apapun," ujar Djelantik saat dihubungi, Rabu (29/11/2023).

Ni Luh menyayangkan TPN tidak berkoordinasi sebelumnya ketika memasukkan namanya ke dalam TPD Ganjar-Mahfud Bali. "Kenapa nggak konfirmasi ke Mbok Niluh gitu loh. Biar tidak ada polemik karena kami kan dikenal oleh masyarakat sebagai pembela semua kalangan, pembela semua kepentingan masyarakat," jelasnya.

Artikel ini ditulis oleh Ni Made Maheswari Anindya Putri peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(iws/hsa)

Hide Ads