Terapi prana diklaim tak hanya efektif untuk menyembuhkan penyakit fisik, seperti sakit kepala, asma, hingga kanker. Namun, terapi ini juga berguna untuk gangguan mental hingga mencegah tindakan bunuh diri.
Bali menjadi provinsi dengan kasus bunuh diri terbanyak ketiga dengan 61 kasus dari periode Januari sampai Juli 2023. Terapi prana yang ada di RSUP Prof. Dr. IGNG Ngoerah, Denpasar, menjadi pengobatan alternatif yang teruji ilmiah untuk mencegah upaya bunuh diri.
Perawat yang membidangi terapi prana di RSUP Prof. Ngoerah, I Dewa Gede Sutawijaya, menyebut sejumlah pasien dengan gangguan mental bisa menjalani kehidupan lebih baik setelah melakukan terapi prana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk kasus pasien bunuh diri kami pernah menangani dengan penyebab pasien mau bunuh diri adalah post traumatik pemerkosaan, saat ini pasien sudah bersekolah dan bekerja," terang Sutawijaya saat diwawancarai detikBali, beberapa hari lalu.
Sutawijaya juga mengatakan efektivitas terapi prana ini sudah masuk dalam jurnal internasional dan berbagai riset.
Dia menjelaskan terapi ini merupakan terapi penguat atau pelengkap dari terapi medis yang dijalankan oleh pasien. Sehingga terapi medis, baik tindakan maupun obat mempunyai hasil yang baik untuk kesembuhan pasien. Kelebihannya, terapi prana bisa dilakukan jarak jauh.
"Terapi prana adalah terapi energi penyembuhan yang melibatkan pemindahan energi kehidupan (chi atau prana) untuk menyembuhkan tubuh," ungkapnya.
Menurut Sutawijaya RSUP Prof. Ngoerah menggunakan terapi prana merupakan terapi spiritual yang universal. Dapat diterima oleh semua kalangan dan agama, dengan prinsip hukum pemulihan sendiri dan hukum energi kehidupan.
Dia menjelaskan hukum tubuh adalah bisa memulihkan dirinya sendiri. Sementara, manusia harus memiliki energi kehidupan untuk kelangsungan tubuh.
"Dengan meningkatkan energi kehidupan pada daerah yang terganggu atau seluruh tubuh, proses penyembuhan dipercepat," jelas Sutawijaya.
Dia mengeklaim terapi prana makin populer. Ini terlihat dari data yang dihimpun RSUP Prof. Ngoerah setiap tahun.
Terapi prana dilayani oleh Poli Komplementer di RSUP Prof. Ngoerah sejak 2019. Saat itu, rata-rata ada satu hingga dua pasien setiap hari. Setahun berselang, pada 2020, meningkat dua sampai empat pasien.
"Dan saat ini (2023) perolehan pasien per hari rata-rata empat sampai delapan pasien," tandas Sutawijaya.
(hsa/hsa)