Sepupu Kadek Roi Astika, Kadek Sudiarsana, mengungkap hasil pemeriksaan luar jenazah mahasiswa magang dari Kampus Bali Internasional itu. Menurut dia, tak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada mahasiswa magang yang meninggal di Amerika Serikat (AS) itu.
"Tidak ada katanya (tanda kekerasan). Mereka (polisi AS) menduga kemungkinan (Roi meninggal) karena sakit," kata Suadiarsana kepada detikBali, Jumat (17/11/2023).
Sementara itu, hasil autopsi terhadap jenazah Roi diperkirakan baru keluar setelah delapan pekan. Akibatnya, mahasiswa magang asal Buleleng, Bali, itu belum bisa dipulangkan ke Tanah Air dalam waktu dekat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Suadiarsana, pemulangan jenazah Roi baru dapat dilakukan jika telah mengantongi hasil autopsi. Selain itu, Suadiarsana melanjutkan, biaya pemulangan jenazah Roi juga baru dapat dicairkan setelah penyebab kematian mahasiswa berusia 20 tahun itu diketahui.
"Pihak asuransi bisa mencairkan dananya setelah ada hasil autopsi," imbuh Sudiarsana.
Sebelumnya, Sudiarsana menyebut Roi tidak memiliki riwayat sakit. Demikian pula saat berangkat untuk magang ke AS, kondisinya bugar.
Diketahui, Roi tiba di Negeri Paman Sam pada 31 Oktober 2023. Mahasiswa asal Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, itu Roi ditemukan tak bernyawa di kamar hotelnya di Nashville TN, Amerika Serikat, Minggu (5/11/2023).
Mahasiswa dari Kampus Bali International itu meninggal setelah tiga hari mengikuti program magang sebagai juru masak di Hotel Thompson Nashville, AS. Padahal, dia seharusnya menempuh program J-1 itu selama setahun.
Lihat Video 'Mahasiswa Magang Asal Bali Ditemukan Meninggal di AS':
(iws/gsp)