Ditanya Kader soal Sikap Jokowi ke PDIP, Ini Jawab Ganjar

Denpasar

Ditanya Kader soal Sikap Jokowi ke PDIP, Ini Jawab Ganjar

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Kamis, 02 Nov 2023 15:37 WIB
Ganjar Pranowo di kantor DPD PDI Perjuangan Bali di Denpasar, Kamis (2/11/2023).
Ganjar Pranowo di kantor DPD PDI Perjuangan Bali di Denpasar, Kamis (2/11/2023). (Foto: Rizki Setyo Samudero/detikBali)
Denpasar -

Salah seorang kader PDI Perjuangan di Bali menanyakan soal sikap Joko Widodo (Jokowi) terhadap PDIP kepada Ganjar Pranowo. Apa jawaban Ganjar?

Kader PDIP asal Desa Bongan, Kabupaten Tabanan, bernama Komang Suparman itu juga meminta Ganjar agar tegak lurus saat menjadi presiden. Hal itu diungkapkan Suparman saat sesi tanya jawab Ngobrol Santai Ganjar Pranowo dengan seluruh kader PDI Perjuangan se-Bali di kantor DPD PDIP Bali, Kamis (2/11/2023).

Suparman menilai, sikap Jokowi dalam perpolitikan yang terjadi saat ini sangat tidak berperasaan. Padahal, ia mengaku saat berjuang memenangkan Jokowi, seluruh kader PDIP mendukung sampai berdarah-darah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan sikap begitu tanpa ada perasaan dia membentuk dinasti dan melupakan begitu saja perjuangan PDIP," ujarnya.

Ganjar pun merespons terkait hal tersebut. Ia bercerita saat dulu sering diklat kaderisasi di Papua, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Bali. Menurutnya, kader adalah yang telah mengikuti kaderisasi mulai dari pratama, madya dan utama.

ADVERTISEMENT

"Ini lah kaderisasi, kalau nggak pernah diberikan kaderisasi orang masuk partai masuk PDIP, tiba-tiba itu belum kader, itu anggota," jawab Ganjar.

Artinya, lanjut Ganjar, itu merupakan proses yang akhirnya bisa memahami dan mencintai. Menurutnya, hal itu tidak gampang, tetapi kalau sudah jadi kader harus siap.

"Sejak PDIP, jadi saya mengerti ini bagaimana berproses. Ya ada kecewanya nggak? Ada. Tapi kan kita bisa memilah dan memilih," tutur mantan Gubernur Jawa Tengah itu.

Kemudian, dia menyontohkan saat Wayan Koster marah-marah ke anggota PDIP Bali. Ia menyebut bahwa itu aturan partai.

"Pasti ada yang nggak suka sama dia (Koster). Itulah kekecewaan tapi bukan berarti harus kemudian kita minggat (keluar dari partai) to?," beber Ganjar.




(dpw/hsa)

Hide Ads