Sebanyak 504 anak dari 11.186 balita di Kabupaten Klungkung, Bali, mengalami stunting per Agustus 2023. Artinya, kini tersisa 4,7 persen kasus stunting di Gumi Serombotan, sebutan Klungkung.
Pj Ketua PKK Provinsi Bali Ida Mahendra Jaya mengatakan tumbuh kembang anak yang kurang optimal dapat memengaruhi kinerja otak. Menurutnya, hal itu menyebabkan tingkat kecerdasan anak tidak maksimal serta menghambat produktivitasnya saat dewasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua anak-anak yang tercatat stunting ini wajib mendapat perhatian PKK, terus dipantau tumbuh kembangnya, hingga benar-benar berhasil (terbebas dari stunting)," kata Ida Mahendra di Balai Budaya Ida Dewa Agung Istri Kanya Klungkung, Rabu (18/10/2023).
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta yang turut hadir dalam kegiatan pemberian asupan gizi pada anak stunting itu mengeklaim kasus stunting di Klungkung terus menurun. Ia membeberkan data stunting di Klungkung pada 2021 tercatat sebesar 19,4 persen.
"Kemudian pada 2022 turun jadi 7 sekian persen dan sekarang (2023) 4,7 persen. Ini terus turun ini akibat dari intervensi pemerintah," sebut Suwirta.
Baca juga: 327 Anak Terindikasi Stunting di Gianyar |
Ia menyebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klungkung melalui PKK Klungkung akan terus menekan kasus stunting dengan memberikan bantuan susu dan makanan tambahan lainnya kepada para balita. Suwirta mengungkapkan kasus stunting terjadi akibat anak-anak tidak mendapat asupan makanan yang baik.
"Contohnya anak-anak ditinggal kerja orang tuanya, lalu anak dititip di kakek neneknya yang tidak banyak tahu soal kesehatan dan asupan gizi yang cukup. Sehingga tumbuh kembangnya kurang," tandas bupati asal Nusa Ceningan itu.
(iws/nor)