Hari Surat Menyurat Internasional diperingati pada 9 Oktober setiap tahun. Hari Surat Menyurat Internasional adalah momen penting yang menghubungkan kita dengan masa lalu, sambil memandang masa depan komunikasi global.
Merayakan peran pos dan surat-menyurat dalam membentuk dunia seperti yang kita kenal hari ini, mari kita telusuri apa yang ada di balik tanggal penting ini.
Sejarah Hubungan Dunia Melalui Surat
Kita hidup dalam era di mana teknologi mengubah cara kita berkomunikasi. Email, SMS, WhatsApp, dan berbagai aplikasi pesan lainnya telah menjadi pilihan utama. Namun, ada saatnya untuk merenung dan menghargai peran penting yang dimainkan oleh surat dan layanan pos dalam menghubungkan umat manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah layanan pos sangat kaya dan menarik. Pada masa awal, layanan pos hanya ada dalam bentuk kurir yang melakukan perjalanan jauh dengan berjalan kaki atau menunggang kuda.
Dalam abad ke-17 dan ke-18, banyak negara mulai menciptakan sistem pengiriman pos nasional mereka sendiri dan mengadakan perjanjian bilateral untuk pertukaran surat antar negara.
Pada abad ke-19, jaringan perjanjian bilateral semakin rumit dan tidak efisien. Inilah saatnya untuk memikirkan cara yang lebih baik untuk menghubungkan dunia.
Pada tahun 1863, Montgomery Blair, Postmaster General di Amerika Serikat, mengadakan konferensi dengan perwakilan dari sekitar 15 negara Eropa dan Amerika Serikat. Meskipun konferensi ini menetapkan prinsip-prinsip umum, itu belum menciptakan perjanjian pos internasional.
Pada tahun 1874, di Bern, Swiss, didirikanlah Universal Postal Union (UPU), organisasi internasional pertama dalam bidang komunikasi. UPU bertujuan untuk memfasilitasi pengiriman surat dan paket antar negara.
Awalnya, layanan pos terbatas. Namun, seiring berjalannya waktu, perjanjian bilateral antar negara berkembang untuk pertukaran surat internasional. Tanggal 9 Oktober yang kita peringati kini menjadi simbol pertumbuhan sistem pengiriman surat internasional.
Revolusi Komunikasi
Tak sepesat kecanggihan komunikasi saat ini yang dapat publik gunakan seperti surat elektronik atau email, surat dulunya ditulis tangan dan dikirim melalui pos ke seluruh dunia. Hal ini membuat layanan pos saat itu memegang peranan yang penting dalam pengiriman surat secara global.
Menurut sejarah, jauh sebelum pendirian UPU, surat-menyurat telah dilakukan, yakni Sultan Baghdad Nuruddin. Sistem yang digunakan saat itu dengan memanfaatkan burung merpati sebagai pembawa pesan untuk melakukan surat menyurat.
Pada 1146, Sultan Nuruddin menggunakan merpati untuk mengirimkan surat ke sekitar kerajaannya. Surat akan digulungkan dan dimasukkan ke dalam ke dalam sebuah kapsul kayu yang kemudian diselipkan di antara kaki merpati.
Metode ini juga sering digunakan sebagai metode komunikasi selama periode Perang Dunia I (1914-1918). Antar surat menggunakan merpati dilakukan oleh Pasukan Amerika Serikat dalam mengirimkan dan mengembalikan surat. Untuk dapat mencapai keakuratan pengiriman, Pasukan Amerika Serikat sampai melakukan pelatihan untuk merpati.
Pada awal sejarah (1600-18000) penggunaan merpati sebagai perantara surat-menyurat mulai tergantikan dengan hadirinya jasa pos atau kurir. Dalam proses pengirimannya, kurir surat akan melakukan pengiriman dengan berjalan kaki menuju tujuan atau menunggangi kuda.
Tingginya pilihan surat sebagai alat komunikasi saat itu, membuat surat-menyurat dilakukan bahkan antar negara, sehingga membentuk perjanjian pos di tiap negara. Hal ini menjadi rumit dan tumpang tindih. Dari kesulitan tersebutlah Amerika Serikat memimpin dalam menyerukan perbaikan aturan surat secara internasional.
Arti Hari Surat Menyurat Internasional
Hari Surat Menyurat Internasional tidak hanya mencerminkan masa lalu, tetapi juga relevan dalam dunia yang terus berubah. Ini adalah hari untuk mengapresiasi peran surat dan pos dalam memfasilitasi komunikasi antar negara.
Hari Surat Menyurat Internasional adalah momen yang tepat untuk melakukan refleksi tersebut. Peringatan ini dirayakan oleh 151 negara di seluruh dunia, menekankan pentingnya pos dan surat-menyurat dalam menyatukan masyarakat global.
Di Indonesia, kita juga memiliki Hari Surat Menyurat Nasional dan Hari Pos Sedunia yang diperingati pada tanggal 26 September untuk memperingati berdirinya Djawatan Pos dan Telegraf pada 26 September 1945.
Menjaga Tradisi Pos
Meskipun teknologi terus maju, kita tidak boleh melupakan tradisi surat-menyurat. Selain itu, Universal Postal Union (UPU) telah bekerjasama dengan UNESCO selama 35 tahun terakhir untuk menyelenggarakan kompetisi penulisan surat internasional bagi kaum muda.
Hari Surat Menyurat Internasional mengingatkan kita bahwa surat dan pos memiliki peran yang tak ternilai dalam membangun jembatan komunikasi antar bangsa. Meskipun dunia kita semakin canggih, tradisi ini tetap layak dipelihara dan dikenang.
Seiring berjalannya waktu, Hari Surat Menyurat Internasional tetap menjadi pengingat akan peran penting yang dimainkan oleh pos dan surat-menyurat dalam membentuk dunia yang lebih terhubung.
Artikel ini dibuat oleh Muhamad Ramdan Fahlevi peserta Program Magang Bersertifikat di detikcom.
(Muhamad Ramdan Fahlevi, Muhammad Rivaldo/nor)