.webp)
Pengempon (warga yang secara adat wajib menjaga pura) Pura Pasar Agung mewanti-wanti warga yang mendaki ke sana untuk sembahyang agar tidak membuang puntung rokok sembarangan di sepanjang jalur. Sebab, di musim kemarau seperti sekarang rawan kebakaran. Terlebih, lereng gunung di sisi utara sudah terbakar ratusan hektare.
Selain rokok yang juga dilarang keras adalah membuat api unggun.
"Imbauan ini kami lakukan karena semak-semak yang ada di sepanjang jalur menuju ke puncak Gunung Agung saat ini sangat kering akibat kemarau panjang, sehingga sangat riskan terjadi kebakaran jika terkena percikan api," kata Humas Pura Pasar Agung I Wayan Suara Arsana, Sabtu (7/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Suara juga meminta masyarakat tidak membuang sampah di sepanjang jalur pendakian.
"Seluruh rombongan yang akan naik ke puncak Gunung Agung juga wajib mengisi diregistrasi supaya nama dan alamatnya jelas dan setiap rombongan harus ada penanggung jawab yang jelas. Supaya jika nantinya ada sesuatu cepat bisa dilakukan tindakan," kata Suara.
Selama ini cukup sering ada kelompok masyarakat dari seluruh Bali yang mendaki ke puncak Gunung Agung untuk memohon tirta dan menghaturkan pakelem.
"Dalam sebulan rata-rata ada ada tiga sampai lima kelompok yang melakukan pendakian berkaitan dengan upacara keagamaan," terang Suara.
Para pedagang yang ada di tempat parkir Pura Pasar Agung juga dilarang untuk membakar sampah sementara waktu. Karena takut kobaran api akan merembet ke lahan kering.
"Beberapa waktu lalu ratusan hektare hutan yang ada di lereng Gunung Agung sebelah utara telah terbakar, kami tidak mau lereng selatan juga ikut terbakar, jadi kami akan terapkan aturan ini dengan ketat," tandas Suara.
(hsa/hsa)
