Salah seorang peternak babi asal Desa Seraya, Kecamatan Karangasem, Ni Wayan Kembar mengaku jika dua ekor babi peliharaannya mati dengan gejala serupa. Bahkan satu ekor babi yang masih tersisa saat ini juga dalam keadaan sakit karena sudah tidak nafsu makan sejak beberapa hari terakhir.
"Babi yang saya pelihara matinya tidak berbarengan, tapi satu per satu dengan selang waktu empat hari. Saya tidak tahu secara pasti apa yang menyebabkan hewan peliharaan saya ini mati padahal saya sudah jadi peternak sejak dulu dan baru kali ini terjadi seperti ini," kata Kembar, Sabtu (30/9/2023).
Terkait dengan hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Karangasem I Nyoman Siki Ngurah membenarkan bahwa ada beberapa babi milik peternak yang ada di Kecamatan Manggis, Sidemen dan Karangasem yang dilaporkan mati dengan gejala nafsu makan berkurang, suhu tubuh panas, telinga membiru, dan kejang-kejang.
"Kalau dari laporan ada belasan babi yang mati dengan gejala serupa. Tapi kami belum bisa memastikan apa penyebabnya karena peternak baru lapor setelah babi tersebut dikubur sehingga kami tidak bisa mengambil sampel untuk uji lab," kata Siki Ngurah.
Namun, setelah ada laporan tersebut pihaknya bersama petugas puskeswan langsung mengecek masing-masing peternak yang babinya mati. Setelah itu, petugas juga memberikan imbauan kepada para peternak agar selalu menjaga kebersihan kandang serta menyemprotkan cairan desinfektan dan yang lainnya. Karena diduga babi tersebut mati karena cuaca panas.
"Saya berharap kepada peternak babi jika ada hewan peliharaannya mati agar segera melapor supaya bisa diambil sampelnya, peternak yang babinya mati merupakan peternak rumahan yang punya hewan peliharaan 2-3 ekor," kata Siki Ngurah.
(dpw/dpw)