Lapangan terbang (lapter) Letkol Wisnu di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali, direncanakan menjadi bandara komersial agar bisa menerima penumpang yang menggunakan pesawat berbadan kecil. Hal ini karena pemanfaatan Lapter Letkol Wisnu selama ini belum optimal.
Rencana pengembangan Lapter Letkol Wisnu itu saat ini tengah dibahas dalam Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Buleleng tahun 2023-2043.
Ketua Pansus RTRW Putu Mangku Budiasa mengatakan rencana mengembangkan Lapter Letkol Wisnu menjadi bandara komersial itu sebelumnya disampaikan oleh Wayan Koster saat masih menjabat sebagai Gubernur Bali. Koster menyampaikan rencana itu saat berkunjung ke kawasan Lapter Letkol Wisnu beberapa waktu lalu.
"Nah karena kemarin pak gubernur (Koster) berencana ingin mengembangkan bandara tersebut jadi komersial. Jadi kami sambut itu. Maka dalam Ranperda RTRW ini pun kami sudah sempurnakan. Jadi bandara khusus Letkol Wisnu ini dapat dikembangkan menjadi Bandara komersial sepanjang memenuhi kebutuhan teknis dan peraturan perundang-undangan," ujar Mangku, Selasa (19/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, Lapter Letkol Wisnu selama ini dimanfaatkan oleh Bali International Flight Academy (BIFA) sebagai sekolah penerbangan. Namun tahun ini, Lapter Letkol Wisnu sepi aktivitas karena masa kontraknya dengan BIFA sudah habis dan tidak diperpanjang lagi.
Mangku menyebut untuk mengembangkan Lapter Letkol Wisnu menjadi bandara komersial, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng harus menambah panjang landasan pacu atau runway.
"Informasi dari Dishub saat ini sedang melakukan kajian dari kemenhub berkaitan Lapter Letkol Wisnu. Yang paling mendesak secara teknis berkaitan runway. Runway sekarang kan posisinya ke gunung, ini akan bisa digeser dengan jalur timur barat, kami tunggu hasil akhir saja," jelas Mangku.
Mangku menampik rencana pengembangan Lapter Letkol Wisnu ini merupakan opsi yang diambil jika Bandara Bali Utara tidak kunjung dibangun. "Jadi intinya bukan menjawab persoalan isunya itu. Tapi kalaupun nanti keinginan itu bisa terwujud paling tidak kami sudah backup dari perda RTRW jadi tidak ada benturan lagi," tandasnya.
Sementara, Penjabat (Pj) Bupati Buleleng I Ketut Lihadnyana mengatakan Pemprov Bali sempat mengutarakan akan memperpanjang runway. Sehingga lapter bisa digunakan untuk mendaratkan pesawat berpenumpang 30-40 orang.
Ia pun mengaku siap bekerja sama dengan Pemprov Bali untuk mewujudkan rencana itu. "Kalau itu diwujudkan kan kami punya tanah kabupaten di sana, 80 persen kan tanah provinsi. Nanti apakah kami dengan provinsi join atau tanah kami bisa ditukar dengan tanah provinsi yang ada di Buleleng, sehingga dengan itu ekonomi masyarakat di Buleleng akan hidup," jelasnya.
(nor/gsp)