Sebanyak 107 kepala keluarga (KK) warga eks transmigran Timor Timur (Timtim) di Buleleng, Bali, menagih janji Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko untuk membebaskan lahan yang mereka garap. Lahan itu berada di Banjar Dinas Bukit Sari, Desa Sumberkelampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng.
Janji tersebut dilontarkan Moeldoko setahun lalu. Kala itu, Moeldoko ke Buleleng dalam rangka menyerahkan bantuan pemberdayaan hasil integrasi lintas kementerian untuk reforma agraria, Juni 2022. Mantan Panglima TNI itu berjanji akan menyelesaikan permasalahan lahan yang ditempati dan digarap oleh warga eks Timtim.
"Pak Moeldoko memang berjanji untuk menyelesaikan, tapi kan faktanya sampai hari ini belum terwujud," ujar salah tokoh masyarakat eks Timtim, Nengah Kisid (59), Kamis (31/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kisid mengungkapkan warga sebenarnya ingin menyampaikan aspirasi secara terbuka alias berdemonstrasi hari ini. Mereka ingin aspirasi tersebut didengar oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), KSP Moeldoko, Menteri ATR/BPN, dan Menteri LHK.
Pasalnya, 23 tahun sudah berlalu setelah jajak pendapat di bekas provinsi Indonesia tersebut, tapi warga eks Timtim belum mendapat kepastian soal redistribusi lahan pertanian yang mereka garap.
"Selain itu kepada Pak Gubernur juga kami berpesan tanggung jawab ini bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah pusat. Kami harap bisa ada sinergi antara Pemprov dan Pemerintah Pusat," jelas Kisid.
Namun, rencana aksi warga batal. Ini setelah Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menemui mereka Rabu malam (30/8/2023).
Dalam pertemuan itu, Lihadnyana berjanji akan mengawal aspirasi warga eks Timtim ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Perwakilan warga eks Timtim dan pendamping Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) juga akan diajak untuk audiensi dengan Menteri LHK Siti Nurbaya. Namun, kapan audiensi itu bakal dilaksanakan belum diketahui.
"Karena dari Pak Pj masih meminta proposal disusun oleh KPA. Jadi menunggu itu selesai segera diajukan. Kami menunggu kapan nanti Pak Pj diberikan waktu bertemu dengan Ibu Menteri," urai Kisid.
Untuk diketahui, setelah Timtim merdeka dan lepas dari Indonesia, ratusan transmigran asal Buleleng, Bali pulang. Mereka ditampung di Desa Sumberkelampok, Gerokgak, Buleleng, sejak Oktober 2000.
Mereka mayoritas berprofesi sebagai petani dan sangat bergantung pada hasil pertanian sebagai sumber penghidupan.
"Pencaharian yang pasti mayoritas pertanian ya di kebun. Yang kami tagih lahan garapan, lahan pekarangan sudah pelepasan," tandas Kisid.
(hsa/dpw)