Lomba Punggel Barong Bangkung Semarakkan Galungan-Kuningan di Dauh Peken

Tabanan

Lomba Punggel Barong Bangkung Semarakkan Galungan-Kuningan di Dauh Peken

Chairul Amri Simabur - detikBali
Minggu, 06 Agu 2023 17:56 WIB
Suasana lomba punggel barong bangkung dalam perayaan tegak oton Komunitas Sekaa Barong Bangkung Gatel di Banjar Tegal Baleran, Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan, pada Minggu (6/8/2023). Kegiatan ini juga untuk meramaikan Galungan dan Kuningan. (chairul amri simabur/detikBali)
Foto: Suasana lomba punggel barong bangkung dalam perayaan tegak oton Komunitas Sekaa Barong Bangkung Gatel di Banjar Tegal Baleran, Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan, pada Minggu (6/8/2023). (chairul amri simabur/detikBali)
Tabanan -

Lomba punggel atau tapel (topeng) barong bangkung menyemarakkan suasana hari raya Galungan dan Kuningan di Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan, Bali. Total ada 20 punggel barong yang turut dalam lomba yang berlangsung pada Minggu (6/8/2023) siang dan terpusat di Banjar Tegel Baleran ini.

Peserta lomba tidak hanya dari sekaa atau kelompok seni seputaran Tabanan saja. Namun, ada juga yang dari Gianyar, Badung, dan Denpasar.

"Selain itu ada juga lomba pertunjukan barong oleh enam sekaa," jelas Pembina Komunitas Sekaa Barong Bangkung Gatel (Gabungan Anak Tegal) I Gusti Nengah Hari Mahardika.

Selain untuk menyemarakkan Galungan dan Kuningan, kegiatan yang dikemas dalam bentuk festival ini untuk merayakan tegak oton atau ulang tahun Komunitas Sekaa Barong Bangkung Gatel.

Saat ini, komunitas yang terbentuk pada 2000 ini telah memasuki usia yang ke-23 tahun. Hari Mahardika menjelaskan selain dua lomba tersebut, perayaan tegak oton Komunitas Sekaa Barong Bangkung Gatel juga untuk memberi edukasi dan pemahaman mengenai kesenian barong bangkung.

"Apalagi euforia (pementasan) barong bangkung sekarang ini sangat bagus," imbuh seniman yang akrab disapa Gung Ngah ini.

Namun, sambung Gung Ngah, yang terpenting dari kegiatan ini adalah edukasi atau pendidikan mengenai kesenian barong bangkung itu sendiri. Bahwa, selain barong bangkung, ada juga istilah barong bangkal dan barong bawi srenggi.

Lewat edukasi tersebut, ia berharap pertunjukan barong bangkung yang selama ini dikenal dengan istilahngelawang kembali pada tujuan mulanya yangsejatinya sangat sakral.

Ngelawang pada dasarnya sebuah tradisi yang bertujuan untuk menolak malapetaka dan biasa dilaksanakan dari satu pintu ke pintu rumah warga di sebuah wilayah pedesaan.

"Ngelawang sebetulnya sakral. Namun, euforianya saat ini berorientasi ke materi dengan harapan mendapatkan uang (upah). Itu sebenarnya suatu yang salah. Itu berbeda. Itu lebih ke pertunjukan," tegasnya.

Karena itu, sebelum kegiatan pada hari ini, sebuah seminar mengenai tradisi ngelawang dan kesenian barong bangkung digelar untuk melengkapinya.

Seminar ini digelar dengan menghadirkan Anak Agung Gede Rama Putra dan Kadek Wahyu Dita sebagai pembicara termasuk dirinya sendiri. Sedangkan untuk penilaian lomba punggel, penjurian dilakukan oleh seniman I Ketut Kodi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




(nor/nor)

Hide Ads