Inovasi pengolahan sampah organik menjadi pupuk osaki di Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center Gema Santi, Klungkung, Bali, diakui sebagai Top 45 Inovasi kategori energi dan lingkungan hidup dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB). Produksi pupuk osaki itu diklaim mampu mengurangi biaya pupuk dan meningkatkan hasil pertanian.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung I Ketut Suadnyana mengungkapkan enam dari 34 subak di Klungkung sudah disuplai pupuk osaki. Ia mempersilakan warga Klungkung untuk datang ke TOSS Center jika ingin mendapatkan pupuk osaki secara gratis.
"Ini mampu mengurangi biaya pupuk dan terus meningkatkan kawasan pertanian organik di Klungkung," kata Suadnyana, Jumat (4/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan hasil uji coba pada 2021, Suadnyana mengeklaim hasil pertanian kedelai meningkat setelah menggunakan pupuk osaki. Menurutnya, hasil panen tanaman kedelai yang menggunakan pupuk osaki dapat menghasilkan 2,4 ton kedelai per hektare. "Sedangkan menggunakan pupuk kimia hasilnya sekitar 1,3 ton per hektare," imbuhnya.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwitra mengungkapkan pupuk osaki merupakan inovasi Pondok Kompos Osaki Klungkung (Pokok). Inovasi ini menjadi salah satu upaya Klungkung dalam mengolah sampah organik menjadi bernilai ekonomis.
Suwirta mengungkapkan total blok pembuatan kompos di TOSS Center sebanyak 24 unit. Adapun estimasi penampungan fermentasi sampah organik sebanyak 15 ton setiap bloknya.
"Jadi ada 540 ton kapasitas olah sampah menjadi pupuk osaki. Ke depan terus ditambah agar menjadi 36 unit dan saat ini sedang pembangunannya," kata Suwirta, Jumat.
Menurut Suwirta, inovasi pengolahan sampah organik menjadi pupuk tersebut juga berdampak positif bagi sektor pertanian di Gumi Serombotan, sebutan Klungkung. Pengolahan sampah tersebut menggunakan metode osaki dari Jepang.
Suwirta menuturkan sampah organik cukup dikumpulkan dalam satu blok. Sebulan kemudian, sampah itu sudah siap dipanen menjadi pupuk. "Ini sudah diujicobakan oleh Universitas Warmadewa. Kualitas pupuk osaki diklaim setara dengan produksi kompos yang ada di pasaran," tandas bupati yang juga politikus PDI Perjuangan itu.
(iws/gsp)