.webp)
Jembatan di Desa Blimbingsari, Kecamatan Melaya, Jembrana, Bali, yang putus saat terjadi banjir pada 17 Oktober 2022 hingga saat ini tak kunjung dibangun. Sekitar 9 bulan berlalu, warga masih mengandalkan jembatan sementara yang dibangun secara swadaya berbahan kayu.
Jembatan yang putus tersebut merupakan akses utama bagi warga serta aktivitas pariwisata. Desa Blimbingsari merupakan destinasi wisata populer yang banyak dikunjungi oleh wisatawan dari dalam maupun luar negeri, terutama karena adanya Gereja PNIEL Blimbingsari dan GKPB Jemaat Imanuel Ambyarsari menjadi daya tarik utama.
Perbekel Desa BlimbingsariI Made John Ronny menjelaskan selama ini jembatan sementara yang dibangun warga sangat membantu dalam beraktivitas. Namun hanya dapat dilewati kendaraan sepeda motor, sementara untuk mobil harus mencari jalan memutar dengan jarak yang cukup jauh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hanya pejalan kaki dan sepeda motor yang bisa lewat jembatan darurat. Kalau mobil melalui jalur utama di Desa Melaya, dan memang agak jauh," ungkap John kepada detikBali, Jumat (21/7/2023).
John menyatakan usulan untuk membangun kembali jembatan sudah disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Jembrana. Jembatan tersebut berada di jalan kabupaten, sehingga perbaikan menjadi kewenangan pemerintah kabupaten.
"Ini jalan kabupaten dan proposal untuk perbaikan sudah diusulkan. Namun, hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut mengenai rencana pembangunan jembatan baru setelah usulan disampaikan," ujar John.
Warga Desa Ambyarsari berharap agar jembatan permanen pengganti segera dibangun agar tidak mengganggu aktivitas warga dan pariwisata di Desa Blimbingsari. Mereka menunggu kabar pasti terkait proyek perbaikan ini.
(nor/gsp)
