Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng Arya Nugraha membeberkan kondisi dokter berinisial MWA yang dievakuasi tim medis pada Senin (17/7/2023). Menurutnya, dokter yang mengidap diabetes itu sedang mendapat perawatan intensif di ruang ICU RSUD Buleleng.
"Kondisinya masih tidak stabil, masih lemah. Saat ini mendapat terapi maksimal di ruang intensif, dirawat di ICU," kata Dokter Arya kepada detikBali, Selasa (18/7/2023).
Arya menyebut MWA menderita diabetes dan didiagnosis mengalami komplikasi asam urat dan infeksi. MWA tidak bisa beraktivitas lantaran kondisinya melemah sejak setahun lalu. Selama itu pula, MWA hanya terbaring di tempat tidurnya yang berada di lantai dua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum dirujuk ke RSUD Buleleng, dokter umum itu juga sempat menjalani terapi rawat jalan. Arya menuturkan kesehatan MWA selalu dipantau oleh tim medis yang terdiri dari dokter umum, dokter penyakit dalam, dokter bedah, bahkan dokter plastik.
Tim medis RSUD Buleleng, kata Arya, akhirnya sepakat menyarankan MWA agar dirawat inap. Tim pun memutuskan mengevakuasi WMA dari rumahnya dan dilarikan ke RSUD Buleleng. "Kemarin disimpulkan kondisi tidak respons dengan terapi rawat jalan, jadi kami sarankan beliau dirawat inap," jelasnya.
Bantah Obesitas
Arya membantah MWA memiliki bobot badan berlebih atau obesitas. Ia menyebut MWA memiliki berat badan antara 60-70 kilogram.
Menurut Arya, tandu yang dibawa tim medis saat mengevakuasi MWA dari kamarnya di lantai dua terkendala jalur yang sempit. Karena itulah, tim medis mengevakuasi MWA menggunakan crane atau derek mobil PJU milik Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Buleleng.
"Sebetulnya beliau tidak obesitas dan ini justru berat badan kurang. Kemarin kenapa menggunakan crane, semata-mata karena akses tandu sulit masuk ke rumah beliau di lantai dua," kata Arya.
Arya juga menepis informasi yang menyebutkan MWA sempat menolak untuk dirawat di rumah sakit lantaran dirinya seorang dokter. MWA, Arya melanjutkan, saat itu masih melakukan pertimbangan bersama keluarga terkait rawat inap di rumah sakit.
"Bukan tidak mau, (tapi) kesepakatan kami belum. Karena waktu itu, beliau takut tidak ada yang nungguin di rumah sakit. Anak-anaknya belum cager (masih belum ngerti) soalnya. Karena itu, kami sewa care lifer mendampingi beliau. Soalnya harus ada yang nunggu, menyuapi," imbuhnya.
Selama aktif menjadi dokter, MWA tidak terlalu fokus untuk menangani pasien dan fokus mengurus beberapa bisnis apotek di Buleleng. Namun, seluruh apotek milik MWA saat ini sudah tidak beroperasi. "Dia mengembangkan banyak apotek, dia tidak pegang pasien, dia ngurusin manajemen. Sekarang apoteknya sudah tidak ada semua," tandas Arya.
Diberitakan sebelumnya, MWA dievakuasi dari kamarnya di sebuah rumah berlantai dua oleh tim medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng bersama petugas Basarnas, Senin (17/7/2023). Proses evakuasi sempat membuat heboh warga sekitar karena menggunakan crane mobil PJU Dishub Buleleng.
Lurah Banyuasri Ketut Darmika menyebut dokter berusia 52 tahun itu sempat menolak dirawat di rumah sakit. Ia juga mengungkapkan bahwa MWA yang terbaring di kamarnya terpaksa dievakuasi lewat atap rumah. Selain itu, kata Darmika, tubuh MWA gemuk sehingga tidak memungkinkan dievakuasi menggunakan tangga.
"Terpaksa harus lewat atap rumah. Aktivitas (MWA) hanya di tempat tidur selama sakit. Postur tubuh juga terlalu gemuk karena jarang bergerak," kata Darmika di sela-sela proses evakuasi, Senin.
(iws/nor)