Gubernur Bali Wayan Koster mengancam memecat guide atau pemandu wisata yang memalak turis asing di Pura Agung Besakih, Karangasem. Aksi pemalakan terhadap turis asal Sri Lanka itu sebelumnya viral di media sosial.
Koster mengaku sudah menghubungi Badan Pengelola Fasilitas Kawasaan Suci Pura Besakih. Ia pun meminta agar guide yang memalak turis sebesar Rp 150 ribu itu ditindak tegas.
"Saya sudah WhatsApp barusan kepala badan (pengelola Pura Besakih). Benar, ada dua warga Sri Lanka yang dipalak. Sudah dipanggil yang ini dan di-briefing keras," kata Koster seusai menghadiri Rapat Paripurna DPRD Provinsi Bali, Senin (17/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koster menjelaskan para pemandu wisata yang beroperasi di kawasan tersebut sudah memiliki pakta integritas dan terikat dengan Badan Pengelola Fasilitas Kawasaan Suci Pura Besakih. Jika berulah, guide tersebut akan diberikan peringatan hingga tidak diizinkan beroperasi sebagai pemandu wisata.
"Sudah ada pakta integritas. Diberikan peringatan tiga kali, kalau nggak (berubah) dipecat. (Terkait pemalakan itu) betul, ada satu orang yang melakukan itu," imbuh politikus PDIP itu.
Aksi pemalakan terhadap wisatawan asing asal Sri Lanka viral setelah seorang driver atau sopir mengeluhkan kejadian itu di media sosial. Pemilik akun Facebook bernama Belex menulis pemandu di Pura Agung Besakih meminta uang tip sebesar Rp 150 ribu kepada turis yang diantarnya, Sabtu (15/7/2023).
"Hari ini kembali terjadi pemalakan oleh oknum guide lokal di Besakih. Seperti biasa, tiyang antar sampai ke tempat donasi atau tiket masuk. Sesudah membayar lalu seorang guide ditunjuk oleh petugas tiket untuk mengantarkan tamunya keliling area pura. Sesudah menemani dan memberikan penjelasan tentang Pura Besakih, oknum guide itu meminta tip dipatok oleh dia sendiri sebanyak 150K," tulis Belex.
Unggahan tersebut viral dan menuai beragam komentar dari warganet. Belex mengaku ikut menanggung malu atas ulah pemandu yang belum diketahui identitasnya itu. Dia berharap kejadian yang mencoreng citra pariwisata itu tidak terulang lagi. Terlebih, dari komentar-komentar yang dia baca di Facebook, ternyata pemalakan serupa telah terjadi beberapa kali.
(iws/hsa)